Realisasi Pendapatan APBD Provinsi Maluku Utara s.d Mei 2022 didominasi oleh komponen dana transfer mencapai 73,18% dari total pendapatan APBD.

Besarnya proporsi dana transfer dalam komponen pendapatan APBD menunjukkan kapasitas fiskal daerah masih rendah. Untuk itu perlu adanya upaya Pemda menggali lebih dalam lagi potensi-potensi yang ada di Maluku Utara untuk meningkatkan PAD.

Lebih rinci, realisasi DBH per 31 Mei 2022 Rp 208,72 miliar, DAU sebesar Rp 2.916,01 miliar, DAK Fisik Rp 210,39 miliar, DAK Non fisik sebesar Rp 328,80 miliar, dan DID sebesar Rp 3,46 miliar.

Dalam kesempatan yang sama, selain kondisi fiskal di Maluku Utara, Adnan juga menjelaskan pertumbuhan ekonomi Maluku Utara yang memberikan sinyal positif prospek ekonomi di tahun 2022 dan meningkatkan keyakinan pelaku pasar terhadap pemulihan ekonomi Indonesia.

“Berbagai indikator ekonomi di wilayah Maluku Utara mengalami perkembangan yang sangat baik seperti pertumbuhan ekonomi di Triwulan I 2022 yang mampu tumbuh sebesar 29,63% (y-o-y) jauh di atas pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 3,69%. Kontribusi tertinggi disumbang sektor industri pengolahan dan sektor pertambangan dan penggalian. Dari sisi produksi, industri pengolahan mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 138,92% (y-o-y). Dari sisi pengeluaran, komponen PMTB mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 170,97% (y-o-y),” jelas Adnan.

“Tingkat inflasi Maluku Utara pada bulan Mei 2022 sebesar 1,65% (y-o-y) di bawah inflasi nasional sebesar 3,47% (y-o-y). Inflasi terjadi di empat kelompok pengeluaran yang disumbang oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau (0,31%); perumahan, air, listrik, dan Bahan Bakar RT (0,36%); perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin RT (0,09%); dan transportasi (0,83%),” tambahnya.