“Aktivitas tetap berjalan seperti biasa. Jadi mulai besok dan seterusnya belajar mengajar sudah mulai normal, karena yang hangus itu bukan ruang kelas jadi tidak ganggu proses pembelajaran,” jelasnya.

Hairun saat disentil soal penyebab kebakaran mengaku belum mengetahui pasti penyebabnya.

“Belum tahu apa penyebabnya, sementara lagi dilakukan penyelidikan oleh pihak Polres Tidore,” katanya.

Atas kejadian itu, lanjutnya, kerugian ditaksir mencapai Rp 2 miliar.

“Kerugian capai Rp 2 miliar, dan itu masih gedung, belum barang lain di dalam ruang itu,” ungkapnya.

Hairun menambahkan atas kebakaran di ruangan sarana, kurikulum, kesiswaan, bimbingan konseling serta UKS itu membuat sejumlah dokumen penting ikut terbakar.

“Selain laporan dana BOS, raport siswa juga ikut terbakar. Raport yang terbakar itu mulai dari kelas 1 sampai kelas 3,” kata Hairun.

Ia berharap meski raport terbakar, nilai-nilai siswa masih tersimpan di laptop milik guru-guru.

“Saya berharap file di guru-guru masih ada, karena file nilai-nilai siswa yang ada di kurikulum sudah tidak ada, karena komputer juga ikut terbakar, tentu file-nya pasti sudah tidak ada,” pungkasnya.