Tandaseru — Maujud Badada merupakan salah satu saksi hidup agresi militer beberapa bangsa asing di Indonesia.
Pria asal Desa Gamlamo, Kecamatan Morotai Timur, Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara, itu kini berusia 101 tahun. Sepanjang hidupnya, Maujud menyaksikan penjajahan Belanda atas Indonesia, serbuan tentara Jepang pada Perang Dunia II, hingga pembangunan basis militer Sekutu di Morotai.
Hari ini, Maujud yang fisiknya masih segar bugar ingat betul bagaimana kejamnya prajurit Jepang pada masa itu.
Tandaseru.com menemui Maujud 13 September lalu. Secara fisik, ia tergolong amat sehat di usia senjanya.
Maujud masih aktif berkebun. Pendengaran, penglihatan, hingga ingatannya pun bekerja maksimal.
Maujud lahir pada 18 Juli tahun 1920. Saat itu masa kependudukan Belanda di Indonesia. Maujud kecil sempat bersekolah hingga kelas 3 SD.
“Torang (kami, red) sekolah di Sangowo, tapi cuma sampai kelas 3,” tuturnya.
Tinggalkan Balasan