Lantaran pemda kebanyakan janji, ujarnya, ahli waris yang awalnya hendak melepas lahannya kini mulai berubah pikiran.

“Kami tidak mau jual lagi karena pemda tidak hargai. Kalau pemerintah hargai dan ketemu ahli waris terus komunikasikan bayar berapa kami juga mau. Namun sampai sekarang tidak ada kejelasan,” jelas Bilal.

Menurutnya, lahan yang sudah dibangun bangunan BUMDes itu termasuk penyerobotan sebab pembangunan dilakukan tanpa ada koordinasi yang pasti.

“Ini penyerobotan. Pemerintah pernah datang tapi cuma kasih surga telinga terus buat janji sampai hari ini,” tuturnya.

Senada, Rizki, ahli waris lain bahkan ingin bertemu langsung Bupati Benny Laos.

“Kali ini kami minta ketemu langsung dengan Pak Bupati, supaya apa tanggapan dan kejelasannya soal tanah kami ini,” tuturnya.

Sementara, Pejabat Pembuat Komisi (PPK) Kangunan BUMDes, Zufri Latif, yang juga Kabid Litbang di Bappeda yang dikonfirmasi terpisah mengatakan, terkait dengan dihentikannya pekerjaan tersebut sudah ada ksepakatan antara pemilik lahan dan pemda.

“Ini hanya miskomunikasi antara pemilik lahan dan pemda. Tapi yang jelas besok para tukang sudah kembali mengerjakan proyek tersebut,” tandasnya.