Protes lain yang diungkapkan adalah DPRD tak pernah mendapat rincian penggunaan APBD dan penggunaan anggaran pinjaman sebesar Rp 200 miliar. Pasalnya, semua realisasi anggaran menggunakan peraturan bupati dan tak melibatkan persetujuan DPRD.

Anggota DPRD nyaris adu jotos dalam kericuhan paripurna LKPJ Pulau Morotai. (Tandaseru/Irjan Rahaguna)

Ruslan terlihat naik pitam dan langsung membalik meja yang ada di hadapannya. Sembari berteriak agar paripurna ditutup, ia berjalan ke arah Ketua DPRD. Anggota Satpol PP langsung bergerak cepat mencegahnya.

“DPRD tidak bahas APBD lalu bagaimana harus LKPJ diparipurnakan, apa yang mau disahkan? Maksudnya apa?” cetusnya.

Kericuhan ini berlangsung kurang lebih 15 menit. Setidaknya ada tiga meja di ruang paripurna yang terbalik.

Meja di ruang rapat yang terbalik saat terjadi kericuhan. (Tandaseru/Irjan Rahaguna)

Fadli Djaguna dan Ruslan Ahmad juga sempat adu mulut dengan Ketua Fraksi Golkar, Machmud Kiat. Ketiganya juga nyarus adu jotos.

Sekretaris Daerah Morotai, Andrias Thomas, yang hadir mewakili pemda juga tampak mengamankan diri di balik meja.

Melihat kondisi yang tak juga kondusif, Ketua DPRD akhirnya memutuskan kembali menskors paripurna tersebut. Meski di sisi lain, Fraksi Golkar, PDI Perjuangan dan Nasdem meminta paripurna tetap dilanjutkan.

“Dengan tidak mengurangi rasa hormat, rapat malam hari ini kami skors,” tandas Rusminto.