Tandaseru — Janji calon Bupati Kepulauan Sula Hendrata Thes untuk membangun RSUD baru di Kabupaten Kepulauan Sula ternyata tak sekadar retorika semata. Janji yang diungkapkan cabup petahana saat kampanye di Desa Soamole, Kecamatan Sulabesi Tengah, Maluku Utara Selasa (20/10) pekan lalu itu tampaknya akan diwujudkan jika Hendrata dan pasangannya Umar Umabaihi terpilih jadi kepala daerah.

Hendrata kala itu mengaku, dirinya baru saja memerintahkan Direktur RSUD Sanana dan salah satu Kepala Bagian untuk mencari lokasi yang nantinya akan didirikan rumah sakit baru.

“Tadi saya sudah perintahkan lagi Pak Direktur dan Pak Kabag bergerak, sudah dapat lokasi kurang lebih 6 hektare. Kita akan mulai bangun lagi rumah sakit baru. Sula perlu rumah sakit yang bagus, sangat perlu,” ungkap Hendrata.

Hal ini diakui Direktur RSUD Sanana dr. Makmur Tamani kepada tandaseru.com, Rabu (28/10). Katanya, keinginan ini sudah lama dipikirkan.

“Kebetulan ini, beliau (Hendrata, red) perintahkan untuk mencari lokasi baru. Kita butuh lokasi seluas 6 hektare. Intinya bahwa, rumah sakit ke depan itu sudah memenuhi standar, layak dan harus menjadi rumah sakit yang dibanggakan oleh Kabupaten Sula ini,” akunya.

Makmur bilang, rumah sakit yang ada saat ini sesuai hasil kaji fisibilitas tidak memenuhi standar dan sudah tidak layak lagi. Sebab tata letak bangunan sudah tidak sesuai, begitu pula luas lahannya.

“Jadi, Pak Bupati (Hendrata) sebenarnya ingin ini semacam kita relokasi rumah sakit, bangun baru, di lahan yang baru, yang lahannya layak dan memenuhi standar,” bebernya.

Menurut dr. Makmur, apa yang disampaikan Hendrata itu selaras dengan keinginannya sebagai Direktur.

“Jadi Pak Bupati menghendaki rumah sakit ini selain memenuhi standar dan layak juga harus menjadi bagian dari, selain merawat orang sakit, rumah sakit ini juga harus bisa menjadi semacam tempat wisata kesehatan,” sambungnya.

“Jadi orang datang ke rumah sakit itu bukan saja karena dirawat, tapi orang ingin menyegarkan suasana, ingin refreshing. Sehingga memang kita butuh RS yang dari sisi fisik, maupun penataan itu baguslah,” terang dr. Makmur.

Dia menambahkan, rumah sakit harus memberikan kenyamanan secara psikologis baik kepada pasien, keluarga maupun pengunjung.

“Jadi kita sudah lakukan tinjauan lokasi di Desa Waihama bagian belakang. Dan saya sudah libatkan Bagian Pemerintahan dan (Dinas) PU untuk mempersiapkan. Intinya, 2021 itu langkah pertama yang kita harus lakukan adalah pembebasan lahan dulu, sambil kita mempersiapkan dokumen lain berupa Amdal, feasibility study tentang lahannya,” tuturnya.

Makmur juga menyebutkan, pelayanan kesehatan yang memenuhi standar terdiri atas banyak variabel. Diantaranya masalah ketenagakerjaan, sarana prasarana, fasilitas, kemudian pemenuhan kebutuhan, baik logistik atau obat-obatan harus ditunjang semuanya. Tak hanya itu, dibutuhkan pula kebijakan yang mendukung, baik peningkatan pelayanan maupun mutu pelayanan serta kuantitas pelayanan.

“Intinya bahwa 2021 itu kita sudah mempersiapkan, sehingga mungkin direncanakan 2022 itu sudah mulai action, itu intinya,” cetusnya.

“Untuk saat ini, saya juga belum lama (jadi Direktur) ya, tapi saya menilai bahwa Pak Bupati punya perhatian, buktinya ingin rumah sakit ini lebih baik,” ujarnya.

Menurut dia, pelayanan kesehatan di RSUD Sanana saat ini masih jauh dari harapan. Alhasil, ini menjadi kerja berat untuk membenahi hal tersebut.

“Kita akan benahi dari sisi sistem manajemen, kemudian masalah ketenagaan, masalah pemenuhan kebutuhan, baik logistik maupun obat-obatan. Kemudian, penataan sarana prasarana fasilitasnya. Terus terang saja, dari tata ruang, tata letak fasilitasnya rumah sakit, gedung-gedung ini kan kacau. Kita poles seperti apapun, akan tetap kelihatan kumuh,” tukasnya.