Tandaseru — Warga Pulau Morotai, Maluku Utara mengeluhkan langkanya minyak tanah (mita). Sudah sepekan ini, kekosongan stok mita terjadi di agen maupun pedagang kecil.

Dian, salah satu ibu rumah tangga kepada tandaseru.com mengaku, sudah hampir seminggu para IRT kesulitan mencari mita.

Amper 1 minggu ini torang baku cari mita, tara dapa samua. Bahkan tong so sisir di penjual mita dan agang-agang yang biasa jual mita tapi dorang bilang tara ada,” katanya kesal, Rabu (7/10).

Dian bilang, kelangkaan mita di Morotai patut dipertanyakan. Sebab dalam beberapa bulan terakhir ini penjualan mita berjalan normal.

“Ada apa ini kong minyak pe susah tong cari. Torang tara bisa bamumasa. Apalagi yang tinggal di kota, baharap cuman di mita, sementara kayu juga tarada,” keluhnya.

Sekitar 3 hari yang lalu, Dian mengaku, dirinya membeli mita di salah satu kios dengan harga yang cukup tinggi dibandingkan harga standar, yakni per liter mencapai Rp 9 ribu. Ia meminta pihak terkait terutama Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi untuk bisa turun dan menjelaskan kelangkaan mita tersebut.

“Banyak yang mengeluh soal kelangkaan ini, jadi kami minta mita segera dijual dan Perindagkop bisa jelaskan ini,” tuntutnya.

Kepala Bidang Koperasi dan Perdagangan Disperindag Pulau Morotai Takdir Abd Aziz yang dikonfirmasi terpisah membenarkan adanya kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis minyak tanah di Morotai beberapa hari belakangan. Hal ini disebabkan pembelian mita tidak dilakukan secara bertahap sehingga terjadi kelangkaan.

“Beberapa hari terakhir ini kosong. Belanja BBM itu tergantung anggaran dari pihak Sub Agen untuk beli mita,” kata Takdir di ruang kerjanya.

Takdir bilang, saat ini masyarakat Morotai tidak perlu merasa khawatir lantaran stok mita yang dikirim dari Tobelo, Halmahera Utara sudah bisa didapatkan masyarakat.

“Hari Minggu kemarin ada 15 ton dan itu dibagi di semua pangkalan. Hari ini ada 25 ton masuk lagi, dan itu khusus dibagikan di bagian Morsel. Besok 15 ton didistribusi di sini (selatan) dan 5 ton didistribusi di Morotai Jaya,” tuturnya.

Dia bilanh, semua pangkalan mita di bagian selatan akan mendapatkan jatah BBM bersubsidi mulai dari Desa Daeo hingga Desa Pilowo. Karena itu masyarakat tidak perlu khawatir akan kelangkaan tersebut.

“Untuk mengantisipasi kelangkaan, kami sudah mengatur strategi pendistribusian, misalnya pembelian mita di Tobelo tidak boleh dilakukan hanya di awal bulan melainkan harus diatur hingga satu bulan penuh. Selain itu, saat kapal pengangkut sandar di pelabuhan langsung dijemput dan mobil pengangkut BBM langsung dikawal oleh petugas hingga ke pangkalan di beberapa tempat sehingga tidak terjadi proses kongkalikong,” jabarnya.

“Kita perketat pengawasan, distribusi pun harus dikawal hingga ke pangkalan mita,” tegasnya.

Ia menambahkan, jatah mita untuk Morotai setiap bulan 220 ton. Akan tetapi, itu belum cukup untuk melayani seluruh masyarakat Morotai.

“Jauh lebih baik jika kuotanya ditambahkan, maka Morotai tidak ada lagi masalah kelangkaan. Sekarang setiap KK terima 10 liter. Kalau kita hitung seharusnya per KK itu 15 liter, karena kebutuhan mita di Morotai khususnya di bagian selatan, cukup tinggi berbeda dengan kebutuhan kecamatan lainnya,” tandasnya.