Tandaseru — Kepala Bidang Destinasi dan Industri Wisata Dinas Pariwisata Pulau Morotai, Maluku Utara, M. Assyura Umar mengklarifikasi pernyataanya soal penimbunan Water Front City (WFC) yang berdampak pada abrasi di pulau-pulau kecil seperti Pulau Dodola.

Assyura bilang, abrasi di Dodola terjadi secara alamiah karena faktor alam.

“Jadi saya melihat bahwa abrasi terjadi di Dodola itu prosesnya alamiah,” ungkapnya, Senin (31/8).

Menurut Assyura, abrasi bukan hanya terjadi di Pulau Dodola tapi hampir semua pesisir Morotai.

“Saya pernah ditugaskan sebagai karateker di Desa Ngele Ngele dan saya interview dengan warga 5 tahun lalu bibir pantai masih jauh tapi sekarang sudah dekat dengan rumah warga. Saya berkesimpulan bahwa abrasi di Dodola karena proses alamiah,” terangnya.

“Saya juga terlibat dalam proyek pengembangan kawasan konservasi perairan di Morotai dan fokusnya konservasi laut dan saya berkesimpulan abrasi terjadi di Dodola bukan karena proses lain, tapi abrasi terjadi karena proses alamiah,” jelasnya.

Dia menambahkan, ke depan sejumlah fasilitas umum yang sudah dibangun di dekat bibir pantai Dodola bakal dibongkar dan digeser lebih jauh dari bibir pantai. Hal ini dilakukan untuk menjaga nuansa Pulau Dodola yang lebih bagus.

“Untuk bangunan kuliner dan pusat informasi yang dibangun dekat jembatan tidak digeser, karena bangunan itu selain dijadikan sebagai kuliner dan pusat informasi juga dijadikan sebagai satu pintu bagi pengunjung yang berkunjung ke Dodola,” pungkas Assyura.