Tandaseru — Anak usia sekolah yang putus sekolah dalam pendidikan formal kini punya peluang bagus untuk tetap mendapat edukasi. Yaitu melanjutkan pendidikannya melalui Forum Komunikasi-Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (FK-PKBM).
Hal ini terungkap dalam talkshow yang digelar FK-PKBM Kota Ternate yang dihadiri Wali Kota Burhan Abdurahman di aula Kantor Wali Kota Ternate, Kamis (12/8). Ketua FK-PKBM Kota Ternate Udin Kuka saat diwawancarai usai talkshow mengungkapkan, FK-PKBM bertujuan menyatukan persepsi semua lembaga-lembaga PKBM yang mengelola pendidikan nonformal di Kota Ternate. Salah satu visi yang diusung adalah bersama memajukan pendidikan nonformal sebab di Kota Ternate masih banyak anak-anak putus sekolah.
“PKBM merangkul anak-anak putus sekolah tersebut untuk menyekolahkan mereka sebagai peserta didik di sekolah nonformal,” tuturnya.
Udin bilang, siswa lulusan SMA yang belum bekerja pun bisa dibantu PKBM dengan berbagai programnya.
“Tidak hanya sebatas anak-anak putus sekolah, bahkan anak-anak lulusan SMA yang belum dapat kerja, PKBM akan bantu dengan berbagai program keterampilan seperti life skill, kewirausahaan. Mereka dididik keterampilan dan pemahaman bagaimana berwirausaha, jadi mereka ada bekal,” jelasnya.
Menurutnya, dengan adanya bekal tersebut maka mereka bisa mencari pekerjaan. Terkait dengan ijazah, Udin mengaku ijazah PKBM setara dengan pendidikan formal mulai dari SD, SMP dan SMA.
“Jadi dia berlaku sama dan nantinya mereka juga dapat melanjutkan ke perguruan tinggi dengan menggunakan ijazah pendidikan nonformal itu,” katanya.
Selain digunakan pada perguruan tinggi, ijazah PKBM juga bisa digunakan pada tes seleksi CPNS atau polisi.
“Dan sudah banyak yang menggunakam ijazah itu,” ucapnya.
Udin bilang, FK-PKBM ini bernaung di bawah Dinas Pendidikan Kota Ternate yang ada pada bidang pendidikan nonformal. Dia juga berharap pemerintah daerah turut berpatisipasi serta memberikan perhatian kepada pendidikan nonformal.
Dia mengaku, hingga saat ini ada kendala yang dihadapi yakni soal anggaran untuk guru atau tenaga pengajar. Udin mengakui PKBM sangat membutuhkan bantuan dari pemda.
“Karena setiap peserta didik merupakan warga Imdonesia dan warga Ternate juga sehingga mereka juga harus diberikan hak yang sama dengan pendidikan formal,” pungkasnya.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Kota Ternate Ibrahim Muhammad mengakui keberadaan PKBM sangat membantu Diknas. Sebab PKBM juga bisa melakukan kegiatan pemberantasan tuna aksara di Kota Ternate. PKBM juga merupakan lembaga alternatif, di mana anak-anak yang putus sekolah bisa kembali bersekolah.
“Jadi anak-anak yang putus sekolah lewat PKBM bisa mendapatkan legitimasi, selain ijazah mereka juga punya skill,” kata dia.
Saat ini PKBM di Kota Ternate berjumlah 15 dan ia berharap rangsangan dana untuk PKBM lebih ditingkatkan lagi.
“Untuk rangsangan dananya nanti kita masukkan dalam KUA-PPAS yang nanti dibahas di September,” ujarnya.
Wali Kota Burhan Abdurrahman dalam sambutannya saat membuka talkshow menyatakan mendukung kebijakan yang dilakukan PKBM. Dia bilang, pertemuan ini merupakan awal yang baik agar ke depan dapat lebih sistematis dalam mengembangkan anak-anak yang putus sekolah.
“Tentu menjadi tanggung jawab kita semua untuk bisa memberikan masukkan kepada PKBM ini. Jika di lingkungan masyarakat ada yang tidak sekolah atau putus sekolah bisa koordinasi dengan Dinas Pendidikan dan PKBM untuk bisa dilanjutkan,” tuturnya.
Tinggalkan Balasan