Tandaseru — Dinas Pendidikan Kota Ternate, Maluku Utara, meminta SD Negeri 69 Ternate yang telah melaksanakan aktivitas belajar-mengajar tatap muka agar ditutup kembali. Pasalnya, hingga kini Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Ternate belum merekomendasikan pembukaan sekolah.

“Pendidikan ini tidak bisa mengikuti keinginan orang tua wali, karena ada jalur koordinasi yang harus dilewati,” ungkap Kepala Dinas Pendidikan Kota Ternate Ibrahim Muhammad saat diwawancarai tandaseru.com di kantor Wali Kota Ternate, Kamis (13/8).

Selaku daerah yang masuk zona oranye, kata Ibrahim, sekolah-sekolah di Ternate belum layak dibuka untuk siswa. Karena itu ia mendesak SD 69 menutup kembali sekolahnya.

“Saya sudah perintahkan untuk belum bisa dibuka, karena penetapan dari Gugus Tugas kita masih zona oranye. Sekolah yang dibuka, saya meminta untuk ditutup kembali, karena ini melangkahi aturan yang dibuat. Kita harus simulasi konten pembelajaran dulu, dan ketaatan dan kepatuhan terhadap protokol kesehatan,” jelas Ibrahim.

Menurutnya, Diknas akan berkoordinasi dengan Gugus Tugas untuk membuat peta yang lebih detail soal daerah mana saja yang masuk zona hijau dan kuning. Berdasarkan kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, kedua zona ini boleh membuka sekolahnya.

“Kalau zona hijau dan kuning sudah boleh dibuka sesuai dengan persyaratan yang diberikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,” ungkap Ibrahim.

Anggota Komisi III DPRD Kota Ternate Nurlaela Syarif yang diwawancarai terpisah menyatakan, berdasarkan konsultasi yang dilakukan di Kemendikbud, keputusan membuka sekolah dikembalikan ke kepala daerah dan instansi terkait masing-masing. Berdasarkan hasil evaluasi dan pemetaan kawasan, zona hijau boleh membuka kembali sekolahnya.

“Jadi kalau wilayah yang masuk zona hijau itu sudah bisa dimulai belajar tatap muka namun dengan protap kesehatan dimaksimalkan,” jelasnya.

Rencananya, Diknas dan Gugus Tugas bakal menggelar simulasi penerapan protokol kesehatan di sekolah Senin pekan depan. Ada 12 SD dan 4 SMP yang bakal menggelar simulasi model pembelajaran di masa pandemi Covid-19.

“Dinas harus bicara lebih teknis, untuk inventarisir sekolah-sekolah itu agar maksimalkan kegiatan mulai dari protap kesehatannya,” ujar Nurlaela yang juga politisi Partai Nasdem tersebut.

Nurlaela bilang, karena saat ini masih di tengah pandemi, orang tua murid harus dimintai persetujuan terkait pembukaan sekolah. Sementara alat pelindung diri seperti masker, thermo gun, dan tempat cuci tangan wajib disiapkan oleh pihak sekolah.

“Kalau boleh sekolah bisa siapkan seperti face shield untuk anak-anak dengan adanya dana BOS itu bisa dimanfaatkan untuk APD,” tandasnya.