Tandaseru — Dalam rangka Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di tengah pandemi Covid-19, Bea Cukai Ternate tetap intensif mendorong ekspor perdana kepiting bakau hidup ke Singapura.
Ekspor perdana kepiting bakau oleh UD Akkir Lobster dilakukan Kamis (19/11) melalui Bandar Udara Sultan Baabullah Ternate menggunakan maskapai Garuda Indonesia. Keberhasilan ekspor perdana ini merupakan hasil sinergitas pihak UD Akkir Lobster, Bea Cukai, BKIPM Ternate, PT Garuda Indonesia dan Pemerintah Provinsi Maluku Utara.
Kepiting bakau yang diekspor memiliki berat 60 kilogram dengan size bervariasi mulai dari 500 gram hingga 900 gram dengan nilai jual Rp 20 juta.
Owner UD Akkir Lobster Muzakkir saat dikonfirmasi menyebutkan, usaha yang dirintisnya ini sudah sejak 2013 namun penjualannya hanya domestik. Sedangkan untuk ekspor ke luar negeri ini adalah kali pertama.
“Sudah lama saya rintis usaha di bidang ini, namun hanya jual di Jakarta saja. Untuk ekspor ini adalah kali pertamanya,” ungkap Muzakkir.
Dia bilang, dalam pengurusan dokumen pengiriman dirinya mengaku tidak mendapatkan kesulitan, karena semua dokumen disiapkan Bea cukai dan BKIPM Ternate.
“Saya merasa pelayanan Bea Cukai sangat baik, untuk mengurus dokumen juga tidak repot, bahkan saya hanya tahu menyiapkan administrasi kelengkapan saja, dan itu gratis tanpa pungut biaya,” terangnya.
Kepala Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai dan Dukungan Teknis Eko Budiyanto saat diwawancarai berharap agar ke depan para pengusaha yang ada di Maluku Utara bisa bekerja sama dengan Bea Cukai dan instansi terkait lainnya dalam melakukan eskpor. Tidak hanya itu, dalam pengurusan dokumen pun pengusaha tidak dikenakan biaya sama sekali.
“Ekspor perdana di bidang perikanan untuk jenis kepiting bakau ini merupakan buah dari keberhasilan atas kerja sama antara owner dan para pihak yang terlibat dalam ekspor ini,” kata Eko.
Meski jumlah barangnya belum terlalu banyak, Bea Cukai sendiri berharap ke depan UD Akkir Lobster bisa memenuhi permintaan konsumen lebih banyak lagi.
“Ini hanya 60 kilogram, dan kami berharap ke depan akan lebih banyak lagi, terutama bagi pengusaha di sektor lain atau non tambang,” tandas Eko.
Tinggalkan Balasan