Tandaseru — Calon Bupati Kabupaten Kepulauan Sula Fifian Adeningsi Mus dalam kampanyenya mengklaim bahwa pasangan FAM-SAH adalah yang paling pantas memimpin Kepsul. Pernyataan ini diungkapkan cabup nomor urut 3 ini saat menyampaikan orasi politik di Desa Man Gega, Kecamatan Sanana Utara, Maluku Utara, Selasa (6/10) kemarin.
Sebelum Fifian menyampaikan orasi politiknya, Calon Wakil Bupati M. Saleh Marasabessy lebih dulu berorasi.
Pada kesempatan itu, Saleh bilang, Kabupaten Kepulauan Sula sejak dimekarkan dua periode dengan anggaran hanya Rp 600 miliar namun negeri ini bisa dibangun dengan bagus dan rakyat merasa damai.
“Pada periode ini (2015-2020), dananya kurang lebih Rp 800 miliar, bapak-ibu sekalian, tapi daerah ini masih dikategorikan daerah tertinggal, masih dikategorikan daerah miskin,” kata Saleh.
Selain itu, Saleh juga membandingkan kondisi Kepulauan Sula di masa kepemimpinan Ahmad Hidayat Mus (AHM). Di mana Kepsul dianggap daerah yang sejahtera.
“Ini merupakan satu pembanding buat kita semua,” serunya.
Saleh menyampaikan niat tulusnya bersama Fifian maju sebagai calon Bupati dan Wakil Bupati Kepulauan Sula merupakan niat yang tulus untuk membangun daerah ke depan.
“Bapak-ibu sekalian, saya dengan Ibu Ningsi ini maju dengan niat yang sangat tulus buat negeri ini. Dong (mereka, red) punya duit banyak tapi dong tidak dapat merah dan kuning ini (sembari menunjuk bendera PDIP dan Golkar, red), karena merah dan kuning tidak ikhlas memberikan partainya buat mereka,” beber Saleh.
Kenapa demikian, lanjut Saleh, karena kedua partai ini menghendaki Kepulauan Sula ke depan lebih baik.
“Merah dan kuning ini menghendaki untuk negeri ini ke depan harus lebih baik. Oleh karena itu, mereka dengan miliaran rupiah, tapi Ibu Fifian Adeningsi bisa meraih merah, kuning, ijo. Ini pertanda, bahwa pemerintah pusat menginginkan negeri ini harus ada perubahan ke depan,” terangnya.
Setelah calon Wakil Bupati menyampaikan orasi politiknya, giliran calon Bupati Fifian mengambil bagian.
“Intinya kali ini harus Sula bahagia. Tidak ada di nomor 1 dan nomor 2, karena itu sama dengan 11 dan 12, 1 tambah 2 jadi 12 to,” ujar Fifian di hadapan simpatisan FAM-SAH dan warga Desa Man Gega.
Untuk itu, Fifian mengajak kepada seluruh warga Desa Man Gega untuk memilih dan menjadikan ia Bupati perempuan pertama di Maluku Utara.
“Kali ini kita perempuan harus di atas. Tolong sampaikan kepada saudara-saudara saya yang ada di rumah yang belum sempat datang, bahwa hari ini kita dari Kepulauan Sula, negeri senapan Sula, Mangoli, Taliabu harus pertama di Maluku Utara. Bahwa Bupati perempuan pertama berasal dari Kabupaten Kepulauan Sula,” tegasnya.
Tak hanya itu, Fifian juga menyinggung calon Bupati nomor urut 2 Zulfahri Abdullah Duwila. Dia bilang, jika Zulfahri benar-benar menyayangi Sula, harusnya ia mengambil langkah saat masjid di Desa Pohea dibangun asal-asalan oleh kontraktor nakal.
“Kalau betul-betul nomor 2 itu dia orang yang benar dan sayang Sula, harusnya dia bergerak pada saat Masjid Pohea sana dikerjakan seperti itu oleh kontraktor-kontraktor nakal yang ada di Kepulauan Sula. Kenapa diam?” semprot Fifian.
Mantan Kepala Dinas Pendidikan Pulau Taliabu ini juga mengklaim yang lebih pantas pimpin Sula ke depan yaitu FAM-SAH.
“Jadi 1 dan 2 itu sama, seng (tidak, red) pantas pimpin kita di Sula ini. Yang pantas pimpin kita di Sula ini orang-orang yang keras, yang berjuang, yang tulus mau lihat sanohi-sanohi (saudara-saudara, red) yang ada di dua pulau ini, dan yang ada kali ini cuma ada di nomor 3. Kami berdua ini birokrasi murni yang tulus akan berjuang bersama-sama rakyat yang ada di Kabupaten Kepulauan Sula,” akunya.
Pada orasi politiknya, Fifian juga menitipkan salam dari sang kakak, Ahmad Hidayat Mus untuk semua yang ada di Desa Man Gega. Dia menegaskan, AHM tidak pernah meninggalkan Sula dan tetap mencintai Sula.
“Harga diri Sula adalah harga diri AHM. Sampai kapanpun, dari Sula sampai ke pusat, orang tahu Sula itu adalah punya Mus. Karena itu adalah identitas Sula, Mangoli, Taliabu adalah AHM. Sampai kapanpun AHM tetap dikenal,” tukasnya.
Mengakhiri orasi politiknya sepanjang 3 menit, Fifian menyeru kepada seluruh masyarakat untuk berjuang bersama-sama untuk Sula Bahagia, sebagaimana visi FAM-SAH.
“Kita yang ada di Sula, mari berjuang bersama-sama, merebut apa yang mereka bikin selama ini tidak sesuai dengan keinginan dan janji-janji politik kepada masyarakat Sula. Tidak perlu janji, dan di FAM-SAH tidak ada janji-janji, tapi ke depan akan bahagia untuk semua yang hadir, dan dua pulau Sula dan Mangoli. Cukup sekian dari saya, 3 menit sudah berarti untuk kita semua bisa bersua,” tukasnya.
Tinggalkan Balasan