Tandaseru — Pernyataan Sekretaris Partai Demokrat Halmahera Barat, Maluku Utara, Christovel Sakalaty, yang ditujukan kepada akademisi Tamin Ilan Abanun dinilai Tamin sangat tidak berbobot dan terkesan cari muka.

“Justru karena saya memahami postur fiskal daerah dan amanat regulasi, sehingga saya perlu mengingatkan kepada Pemda Halbar. Tapi ternyata diam-diam ada yang kebakaran jenggot,” kata Tamin, Minggu (23/7).

Menurut Akademisi Universitas Muhammadiyah Maluku Utara itu, tidak mengapa jika saling membela. Itu merupakan hal biasa, apalagi pembelaan ini datang dari juru bicara partai pendukung pemerintah sendiri.

“Namun saya mau ingatkan kepada Pak Christovel sebagai jubirnya partai pendukung pemerintah, bahwa bisa saja kebakaran jenggot dengan komentar saya, tapi materinya harus punya bobot berkadar tinggi supaya jangan terkesan hanya cari muka,” sentil Tamin.

Tamin menyebut, dalam PMK itu jelas mengisyaratkan pembayaran gaji 13 paling cepat bulan Juni dan paling lambat di atas bulan Juni. Tetapi, lanjut dia, bukan berarti penundaannya hingga di bulan Agustus atau di atas bulan Agustus. Sebab gaji 13 itu hakekatnya belanja pendidikan anak-anak ASN di tahun ajaran baru.

“Jika pembayarannya di bulan Agustus atau di atas bulan Agustus berarti namanya bukan lagi gaji 13. Ini yang harus dimengerti oleh jubirnya partai pendukung pemerintah,” cetus Tamin.