Tandaseru — Sikap Partai Nasdem di Pemilihan Wali Kota Ternate mendapat sorotan Pengamat Politik Maluku Utara Dr. Helmi Alhadar.
Seperti diketahui, sebelumnya pernyataan Ketua DPD Nasdem Kota Ternate, Husni Bopeng, mengenai kader yang tidak bekerja dan diam saja akan dipecat dari partai, mendapat respons dari Ketua DPW Nasdem Maluku Utara, Achmad Hatari.
Achmad Hatari usai penyerahan B1.KWK kepada sejumlah pasangan calon yang diusung Nasdem, secara mengejutkan mengatakan M. Asghar Saleh yang maju sebagai bakal calon Wakil Wali Kota Ternate masih tetap sebagai kader, meski tidak didukung partai sendiri.
Asghar Saleh memang maju sebagai bakal calon wakil wali kota berpasangan dengan M. Hasan Bay (MHB), didukung sejumlah partai, yakni Golkar, Hanura, Gerindra, dan Gelora. Sementara Nasdem malah mendukung M. Tauhid Soleman dan Jasri Usman.
Helmi Alhadar yang juga Direktur Lembaga Strategi Komunikasi dan Politik (Leskompol) Maluku Utara itu menyatakan, Nasdem memang terlihat serba salah. Di satu pihak tentu Nasdem ingin mencari manfaat dengan dua kandidat yang ikut bertarung di Pilwako Ternate.
“Yakni Asghar Saleh yang merupakan kader yang berpasangan dengan MHB di satu pihak, sementara di pihak lain Nasdem sendiri mendukung Tauhid Soleman yang dikenal sebagai birokrat yang berpasangan dengan Jasri dari figur PKB,” ujar Helmi dilansir dari cermat, Kamis (3/9).
Hal ini, kata dia, menimbulkan kesan ada perbedaan sikap di antara personal dari dalam partai tersebut termasuk perbedaan sikap antara sebagian tokoh Nasdem di Maluku Utara dengan elit Nasdem di Jakarta.
“Ini juga sudah terlihat sejak awal Nasdem agak tidak tegas mengusung siapa, dimana pasangan Tauhid-Nursia seringkali dikasih batas waktu mencari partai tambahan. Namun batas waktunya selalu ditambah karena pasangan tersebut tidak kunjung mendapat partai tambahan,” ungkapnya.
“Hingga akhirnya Nasdem paling terakhir bersama PKB mengusung Tauhid-Jasri. Di satu pihak mungkin ada elite dari partai Nasdem di daerah lebih menghendaki Asghar, tapi di pihak lain sebagian lainnya menginginkan Nasdem konsisten dan all out dengan keputusan DPP yang mengusung pasangan Tauhid dan Jasri secara penuh,” sambungnya.
Menurut dia, kemungkinan elite Nasdem tersebut ingin memanfaatkan Asghar yang terlanjur maju bertarung bersama MHB, apalagi pasangan tersebut juga memiliki peluang menang yang sama dengan pasangan lainnya.
“Alhasil, perbedaan pilihan di antara beberapa elite Nasdem di Maluku Utara sepertinya tergambar dari sikapnya terhadap posisi Asghar,” jelasnya.
“Hal ini menjadi lebih sulit lagi karena Gerindra menginginkan Asghar harus mundur dari partai besutan Surya Paloh tersebut jika Nasdem tidak mendukungnya karena Gerindra merasa tidak etis. Jadi memang ini problem yang dapat mengganggu kedua pihak jika tidak terselesaikan secara bijak,” tandas Helmi.
Tinggalkan Balasan