Oleh: Hijrasil
Pengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Khairun

________

MENGINTIP ke tahun 2022 yang baru saja kita tinggalkan rupanya banyak berserakan persoalan sosial terutama isu ekonomi Maluku Utara yang masih mengambang belum diselesaikan hingga kini. Ini menjadi bahan evaluasi bagi pemerintah daerah terhadap kinerjanya dalam memerangi persoalan sosial ekonomi di masyarakat.

Beberapa isu sosial ekonomi patut menjadi perhatian kita bersama adalah tingkat kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi. Dua isu ekonomi ini sangat relate dengan situasi kita hari ini. Di mana dalam berbagai laporan lembaga pemerintah tentang situasi ekonomi Maluku Utara menjelang akhir tahun mendapat sorotan dari berbagai kalangan media massa/online, masyarakat, dan akademisi. Dimulai dengan pidato Presiden Joko Widodo saat membuka pertemuan tahunan Bank Indonesia di Jakarta Convention Center (JCC) pada rabu (30/11/2022).

Seperti dikutip dari CNBC Indonsia, Presiden mengungkapkan tentang situasi ekonomi global dimana semua negara “pusing” menyambut tahun 2023, situasi global sulit diprediksi hingga adanya ancaman resesi di beberapa negara maju seperti Uni Eropa dan Amerika Serikat. Selain itu Presiden mengajak untuk selalu waspada sekaligus optimis menapaki tahun 2023 dengan melihat indikator ekonomi yaitu ekspor dan investasi Indonesia di mana ekspor tahun 2022 yang melompat jauh dari tahun 2021.

Sedangkan investasi di tahun 2022 meningkat dari target yaitu Rp 1.200 triliun. Saat itu Presiden lantas mencontohkan pertumbuhan ekonomi Maluku Utara yang mencapai 27% lompatan itu karena hilirisasi. Disebutkan juga tingkat inflasi Maluku Utara 3,3% dan provinsi paling bahagia berdasarkan survei.

Output Ekonomi Maluku Utara

Mendengar pernyataan Presiden tersebut telinga berbagai kalangan masyarakat merespon dengan beragam ada yang bahagia, dan justru sebaliknya ada juga mengkritik membandingkan dengan kondisi kehidupan masyarakat saat ini. Dari respon itu marilah kita mengintip kembali kehidupan ekonomi masyarakat Maluku Utara.

Berdasarkan pernyataan Presiden Joko Widodo kenaikan pertumbuhan ekonomi Maluku Utara 27% karena hilirisasi di sektor pertambangan, oleh karena wilayah pertambangan berada di wilayah kabupaten Halmahera Tengah, Halmahera Timur dan Halmahera Selatan bagaimana kondisi ekonomi masyarakat di wilayah-wilayah tambang itu. Berdasarkan laporan BPS tahun 2021 pertumbuhan ekonomi di tiga kabupaten tersebut terbilang tinggi di bandingkan kabupaten-kota lain di Maluku Utara.