Tandaseru — Petani di Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara, mengeluhkan anjloknya harga kopra. Tak hanya itu, perbedaan harga jual kopra di Morotai dan kabupaten tetangganya, Halmahera Utara, juga terbilang cukup signifikan.
“Kami ingin harga kopra stabil, dan harus disamakan dengan harga di Tobelo (Halmahera Utara, red). Karena Tobelo jualnya keluar maka Morotai pun sama. Paling tidak harus ke Manado, Surabaya. Berartikan Tobelo dan Morotai harga kopra harus seimbang,” ungkap Hamzah Goroahe, salah satu petani asal Desa Daeo, Morotai Selatan, Senin (24/8).
Menurutnya, saat ini harga kopra di Morotai dan Halut terbilang berbeda jauh.
“Di Tobelo harga kopra Rp 7.000 per kilogram. Kalau satu ton itu sudah Rp 7 juta. Kalau di Morotai cuma Rp 5.500 per kilogram sekarang, berarti satu ton Rp 5 jutaan. Dengan harga itu, kami petani di Morotai setengah mati, apalagi ada utang,” sesal Hamzah.
Ia berharap Pemerintah Kabupaten Morotai memperhatikan nasib petani dan ikut memikirkan solusi terbaik.
“Tolong pemerintah perhatikan kami di Pulau Morotai supaya harga harus diatur. Di Pulau Morotai ini harganya masih sangat di bawah. Untuk pengusaha kopra di Pulau Morotai itu tidak berani dengan harga sampai Rp 6.000 per kilogram. Agar harga di Pulau Morotai stabil bisa atur harga kopra seperti saat ini Tobelo,” harapnya.
Hamzah bilang, anjloknya harga kopra berpengaruh terhadap kondisi perekonomoian keluarga petani.
“Saya punya sekarang ada 2 ton. Waktu pertengahan 2018 itu harganya masih Rp 1 juta. Kami petani minta agar harga diatur stabil karena anak-anak kami masih sekolah,” pintanya.
Tinggalkan Balasan