Tandaseru — Delapan anggota DPRD Pulau Morotai, Maluku Utara, tengah mengikuti studi banding pemerintah daerah di Kota Batam, Kepulauan Riau. Namun para anggota DPRD lain mengaku tak tahu-menahu substansi agenda tersebut.
“Keberangkatan itu kami tidak tahu sama sekali (tujuannya),” ungkap Ketua Komisi lll Rasmin Fabayo ketika dikonfirmasi tandaseru.com di ruang kerjanya, Senin (11/4).
Rasmin bilang, dirinya sempat diajak Sekretaris DPRD Musriyana Nabiu Kamis lalu. Namun ia menolak ikut jika menggunakan anggaran pemda.
“Saya tanya anggarannya dari mana? Dia bilang dari pemda. Kalau dari pemda, mohon maaf saya tidak berangkat karena tidak ada perjalanan dinas di kantor DPRD dan saya standby saja di kantor,” ujarnya.
“Kalau misalkan semua teman-teman sudah ke Batam, maka siapa lagi yang terima aspirasi dan siapa lagi yang mau laksanakan tugas-tugas ketika ada masyarakat bawa aspirasi ke DPRD?” tambah politikus PKS ini.
Ia menjelaskan, tahun ini DPRD Morotai tak memiliki anggaran untuk perjalanan dinas usai dipangkas pemda. Karena itu, Rasmin mengaku tak punya alasan untuk melakukan perjalanan.
Dia juga mengaku tak tahu apakah perjalanan ke Batam ini ada undangan resminya atau hanya secara lisan.
“Biasanya kalau ada agenda DPRD mau studi banding, mau konsultasi kegiatan apa saja itu kan dirapatkan. Kalau tidak sempat di Banmus kita rapat internal supaya pimpinan menyampaikan bahwa ada agenda ke mana biar berdasarkan renja yang telah disepakati di komisi masing-masing. Jadi memang ini tidak ada rapat koordinasi sama sekali,” tuturnya.
“Fraksi PKS tiga orang tidak berangkat, Fraksi GAN tiga orang tidak berangkat, Fraksi PDIP gabung dengan Demokrat yang tidak berangkat Ibu Asmawati Mamurang, terus Fraksi Golkar Wilson Julis kemudian Fraksi Nasdem satu orang Ketua DPRD. Sekitar sembilan. Untuk yang lain saya tidak tahu,” imbuh Rasmin.
Ia pun meminta kolega-koleganya yang berangkat ke Batam agar bisa mengambil terobosan dari kota tersebut supaya bisa berguna bagi kepentingan Pulau Morotai.
Sekada diketahui, anggota DPRD yang ikut studi banding diketahui sebanyak delapan orang, yakni Suaib Kamel, Richard Samatara, Fahri Hairuddin, Basri Rahaguna, Sherly Djaena, Judi RE Dadana, Hean Rakomole, dan Zainal Karim.
Tinggalkan Balasan