Tandaseru — Erupsi Gunung Api Dukono di Halmahera Utara, Maluku Utara, yang terjadi secara konstan kembali dirasakan dampaknya oleh warga. Sepekan belakangan, warga pusat Kota Tobelo dan sekitarnya dikepung debu vulkanik Dukono.

Kekhawatiran akan munculnya penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pun kembali mencuat.

William Herry, salah satu warga Desa Gamsungi, Kecamatan Tobelo, mengeluhkan lambannya penanganan instansi teknis dalam hal ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah. BPBD dinilai tak siap menghadapi bencana alam yang rutin menghantui warga ini.

“Kan sudah tahu, tiap tahun ada saja hujan abu di wilayah Tobelo. Seharusnya pada hari kedua hujan abu sudah ada pembagian masker di sejumlah titik ramai untuk masyarakat. Ini kan bahaya bagi orang yang mengidap penyakit asma atau penyakit saluran pernapasan,” ungkapnya, Selasa (5/4).

Ia bilang, debu vulkanik yang disemburkan Gunung Dukono membuat aktivitas masyarakat terganggu.

“Masker juga harus kami minta di RSUD. Ada juga yang beli di pasar. Stok masker di BPBD apakah sudah habis?” tanya William.

Kepala BPBD Halut Abner Manery ketika dikonfirmasi mengatakan BPBD saat ini sudah melakukan rapat internal dengan staf. Selanjutnya akan dilakukan pembagian masker untuk masyarakat.

“Terkait stok masker saat ini merupakan sisa dari tahun lalu yang tersisa sekitar 1.000 lebih. Sementara ada pengadaan baru untuk tahun 2022,” terangnya.

Berdasarkan data magma.esdm.go.id, status Dukono saat ini adalah Level II (Waspada). Gunung setinggi 1.229 mdpl ini terpantau tertutup kabut 0-II hingga 0-III pada Senin (4/4).