Tandaseru — Tiga kecamatan pulau terluar di Kota Ternate, Maluku Utara yakni Hiri, Moti dan Batang Dua masih kekurangan tenaga guru SD dan SMP.
Krisis tersebut bukan karena Pemerintah Kota Ternate kekurangan guru yang berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN) melainkan banyak di antara tenaga pendidik itu lebih memilih mengabdi di sekolah swasta.
Kepala Bidang Mutasi dan Promosi BKPSDMD Kota Ternate, Siti Jawan Lessy mengatakan, jumlah guru ASN Pemkot Ternate yang mengabdi di sekolah swasta SD dan SMP totalnya sebanyak 327 guru.
Jumlah tersebut terdiri dari 143 guru ASN yang mengajar di SD swasta dan 184 guru ASN yang mengajar di SMP swasta. Itu belum termasuk guru ASN yang mengajar di PAUD swasta.
Menurutnya, guru ASN harusnya mengabdi pada sekolah negeri karena sekolah swasta juga punya sertifikasi guru swasta. Selain itu, harusnya sekolah swasta saat mendirikan sekolah sudah sekaligus menyediakan semua sarana prasarana, infrastruktur bahkan tenaga pendidik.
“Nah cuma selama ini kita Pemerintah Kota Ternate untuk membantu, karena ini soal pendidikan kita tempatkan mereka di sekolah swasta,” kata Jawan kepada tandaseru.com, Senin (21/3).
Meski begitu, ia berpendapat jika terjadi kelangkaan guru di sekolah-sekolah negeri yang ada di pulau-pulau terluar maka opsi terbaik sebagai solusi yakni menarik guru-guru ASN dari sekolah swasta untuk mengisi kelangkaan tersebut.
“Bagaimana kalau ambil saja guru-guru swasta itu yang ada untuk menutupi, yang harusnya mengabdi di negeri. Karena kenapa? Mereka kan dibayar tunjangan segala macam itu di negeri saja lah yah,” cetus dia.
Ia pun menambahkan, jika diminta pendapat, dia akan mengusulkan saran tersebut ke Wali Kota Ternate M Tauhid Soleman.
“Jadi itu butuh komitmen, konsisten, mau tidak? Akan saya sampaikan kalau dibutuhkan saya kasih masukan saya bilang karena kita kan kekurangan guru-guru yang ada di pulau-pulau terluar Batang Dua, Hiri dan Moti. Tiga kecamatan itu,” timpalnya.
Tinggalkan Balasan