Tandaseru — Kabupaten Halmahera Tengah merupakan salah satu kawasan industri pertambangan terbesar di Indonesia. Pasalnya, di kawasan inilah PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) beroperasi.

Meskipun memiliki potensi Sumber Daya Alam (SDA) di sektor pertambangan yang melimpah ruah, angka kemiskinan di Halmahera Tengah justru bertambah. Hal ini berbanding terbalik dengan rencana pemerintah menekan tingkat kemiskinan.

Wakil Bupati Halteng Abd Rahim Odeyani menjelaskan, tingkat kemiskinan di Halteng mencapai 13 persen. Angka ini sudah seharusnya menjadi perhatian serius semua pihak.

“Peningkatan ini terjadi karena ada beberapa faktor, salah satunya disebabkan karena meningkatnya urbanisasi yang mencapai 30 ribu penduduk,” ujar Rahim, Kamis (17/3).

Rahim berharap, Pemerintah Provinsi Maluku Utara dapat melihat persoalan tersebut sebagai tanggungjawab bersama.

“Kami dari Pemda berharap agar ada konsentrasi dari Pemerintah Provinsi untuk dapat melihat ini dalam satu kerangka berpikir yang sama. Jangan menganggap beban ini sebagai tanggungjawab kabupaten,” tegasnya.

Pemerintah Provinsi, kata Rahim, sebagai perwakilan Pemerintah Pusat di daerah seharusnya keberpihakan APBD dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk pemerataan pembangunan.

“Keberpihakan APBD juga harus lari ke sana,” ungkapnya.

Ketua DPD Partai Nasdem Halteng ini mengaku program pemda saat ini masih terhambat akibat keterlambatan pembayaran Dana Bagi Hasil (DBD) dari Pemerintah Provinsi.

Rahim mengaku kesal akibat keterlambatan tanpa ada kepastian. Menurutnya, langkah koordinasi ihwal penundaan sudah dilakukan, baik menyurat secara pribadi, maupun surat Bupati juga sudah dilayangkan namun tidak membuahkan hasil.

“Gimana mau berantas kemiskinan, jika sumber APBD yang kita alokasikan itu berasal dari DBH yang tak kunjung dibayarkan,” kesalnya.

Rahim bilang, DBH Pemda Halteng yang belum dibayarkan sejak semester I tahun 2021 hingga semester I tahun 2022. Menurutnya, keterlambatan ini sangat mengganggu program-program Pemda.

“Tunggakan dari tahun kemarin sampai sekarang totalnya Rp 20 miliar lebih,” tandasnya.