Tandaseru — Pesatnya pembangunan permukiman baru di Kota Ternate, Maluku Utara, membuat kota pulau ini terancam mengalami krisis air bersih.

Direktur Utama Perumda Air Minum Ake Gaale Kota Ternate Abubakar Adam menyebutkan, berdasarkan hasil penelitian Universitas Khairun Ternate diperkirakan 15 sampai 20 tahun ke depan Kota Ternate mengalami krisis air bersih.

“Kita ini operator saja, dari balai-balai mereka itu yang lakukan penelitian, Unkhair, kampus-kampus melakukan penelitian asumsinya mereka itu sekitar 15 sampai 20 tahun itu krisis air,” jelas Abubakar, Jumat (18/3).

Untuk itu, kata Abubakar, salah satu terobosan yang dilakukan agar kota ini memiliki cadangan air tanah yakni dengan cara pembuatan sumur resapan. Di mana terobosan itu bahkan telah dibuat dalam bentuk peraturan daerah (perda).

“Itu salah satu terobosan, cuma istilahnya realisasi sumur resapan ini kan belum jalan normal. Kalau itu jalan semua, masyarakat sadar, wah luar biasa itu,” ungkapnya.

Di lain hal, terkait pemerataan pelayanan air bersih ke seluruh pelanggan di Kota Ternate, Perumda Ake Gaale mulai melakukan perbaikan jaringan maupun pembagian zonasi.

Seperti pada pembagian zonasi untuk sumur yang ada di Kelurahan Sangaji Utara yakni sumur Ake Gaale. Sumur ini menjadi sumber air yang melayani kebutuhan pelanggan hingga di Kelurahan Mangga Dua, Kecamatan Ternate Selatan.

“Itu yang saya mau cut terlalu besar dan dia terlalu jauh. Padahal ada sumber di Kalumpang,” kata dia.

Ke depannya pula, dia merencanakan pembangunan dan pengalihan reservoir atau bak penampungan air ke daerah ketinggian. Rencana tersebut dimaksudkan agar kelak penyaluran air ke pelanggan lebih efisien dan merata.

“Inshaa Allah nanti ke depan semua naik ke atas jadi nanti ada bak besar atau reservoir besar di atas baru dia turun secara gravitasi. Sistem ini, pertama, hemat listrik, kedua tersalur semua jadi merata, terus sistem zonasi,” pungkas Abubakar.