Tandaseru — Dinas Kesehatan Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara, mencatat sepanjang tahun 2020 hingga Juli 2021 terdapat 31 kasus demam berdarah dengue (DBD).
Jumlah kematian DBD pada 2020 sebanyak 2 orang, sedangkan sepanjang 2021 belum ada pasien meninggal akibat DBD. Dua kematian tersebut tercatat di Puskesamas Daruba Kecamatan Morotai Selatan.
“Untuk kasus DBD dibandingkan tahun-tahun sebelumnya memang pernah kasusnya cukup banyak. Tahun 2020 ada 28 kasus DBD tersebar di beberapa puskesmas,” ungkap Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Dinkes Morotai, Syarir Adam, kepada tandaseru.com, Rabu (14/7).
“Untuk 2020 yang meninggal DBD 2 orang di Puskesmas Daruba, meninggal di bulan Juni,” tambahnya.
Sementara 2021, kasus DBD hingga bulan Juli ini baru tercatat 3 kasus.
“2021 agak menurun, sampai dengan saat ini sepengetahuan kami sekitar 3 kasus. Dari Puskesmas Daruba 2 orang, Tiley 1 orang, dan belum ada yang meninggal,” paparnya.
Meski begitu, warga diimbau tetap menerapkan pola hidup bersih untuk menghindari paparan DBD. Salah satunya dengan menerapkan 3M atau menguras penampungan air secara rutin, menutup tempat-tempat penampungan air, dan mengubur atau memanfaatkan kembali barang bekas yang berpotensi jadi tempat berkembang biak nyamuk penular DBD.
“Untuk sosialisasi dari puskesmas setiap kali turun posyandu, kegiatan penyuluhan dan promosi kesehatan yang dilakukan oleh teman-teman puskesmas,” ujarnya.
“Terpenting juga bagaimana kita prokteksi tubuh agar jangan sampai digigit nyamuk, karena nyamuk DBD ini menggigitnya di siang hari. Umumnya yang diserang itu anak-anak. Kalau orang dewasa kan lebih banyak beraktivitas,” sambung Syarir.
Ia mengimbau, meski di tengah pandemi Covid- 19 yang masih merebak ini, warga juga tetap waspada dengan penyakit DBD.
“Yang paling penting adalah perilaku hidup bersih dan sehat, olahraga yang cukup, makanan yang bergizi dan istirahat yang cukup,” tandasnya.
Tinggalkan Balasan