Tandaseru — DPD Partai Gerindra Provinsi Maluku Utara angkat bicara soal insiden dengan polantas yang melibatkan kadernya yang juga Wakil Ketua DPRD Malut, Wahda Zainal Imam, Sabtu (8/5) kemarin.

Ketua DPD Partai Gerindra Malut, Sahril Tahir dalam konferensi pers, Minggu (9/5) malam menyatakan, Gerindra sangat menyayangkan terjadinya insiden tersebut.

“Seharusnya hal ini tidak perlu terjadi seandainya kedua belah pihak mampu berkomunikasi dengan baik. Apalagi saat kejadian polantas sedang melaksanakan tugas untuk menertibkan arus lalu lintas. Yang mana kita tahu pada bulan Ramadan begini, apalagi pada sore hari, lalu lintas di Kota Ternate ini cukup padat. Tentu polantas harus melaksanakan tugas supaya semua orang jelang buka puasa bisa sampai di rumah dengan tepat waktu,” tuturnya.

Atas insiden tersebut, Sahril mengucapkan permintaan maaf secara kelembagaan kepada Kapolda Malut dan seluruh jajarannya, terutama kepada anggota polantas yang terlibat insiden tersebut, Brigpol Muis Suroto.

“Dalam waktu dekat saya juga akan membuat surat teguran kepada yang bersangkutan (Wahda, red), supaya jangan mengulangi lagi yang seperti itu. Karena di pundak Saudara Wahda itu melekat dua jabatan, yakni sebagai anggota DPRD Provinsi dan Wakil Ketua DPRD Provinsi Maluku Utara. Sehingga harusnya jadi panutan dalam membantu polisi menjalankan tugasnya,” paparnya.

“Berapa ribu polisi pun tidak akan menuntaskan persaoalan kemacetan kalau tidak ada kesadaran dari masyarakat, terutama dari para pejabata,” sambung Anggota Komisi III DPRD Malut tersebut.

Ia menambahkan, Gerindra menghargai dan mendukung proses pidana terkait insiden tersebut yang tengah ditangani Polres Ternate.

“Ini negara hukum. Siapapun warga di republik ini harus taat pada peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu silakan (diproses), kami dari Partai Gerindra akan tetap memantau terus perkembangan kasus ini,” tandas Sahril.