Tandaseru — Banjir yang mengakibatkan jalan penghubung dua kecamatan di Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara, terputus ikut menghambat aktivitas masyarakat. Warga pun terpaksa mengeluarkan uang tambahan untuk bisa menyeberangi Sungai Tiabo dengan rakit.

Putusnya akses jalan antara Kecamatan Loloda Utara dan Galela Utara tersebut disebabkan meluapnya sungai Tiabo, Sabtu (16/1). Jalan yang putus terletak di antara Desa Limau dan Desa Ngidiho, Galela Utara.

Warga setempat memanfaatkan kondisi tersebut untuk membuat rakit penyeberangan. Meski warga yang hendak menyeberang harus mengeluarkan sedikit biaya, adanya rakit membuat aktivitas mereka sedikit terbantu.

Lebar sungai sendiri sekira 70 meter. Sedangkan jalan yang amblas terbawa banjir sekitar 50 meter panjangnya.

Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Ngidiho Jarnawi Dodungo ketika dikonfirmasi mengatakan, saat ini akses jalan yang putus belum diperbaiki. Sementara arus Sungai Tiabo terbilang cukup deras.

Untuk menyeberang, warga setempat membuat rakit yang didesain khusus. Warga dan kendaraan roda dua bisa diseberangkan menggunakan rakit tersebut.

“Pemuda dan penambang pasir di sana membuat rakit guna membantu warga menyeberangi Kali Tiabo,” ungkap Jarnawi, Senin (18/1).

Jarnawi bilang, warga yang mau menyeberang harus merogoh kocek sebesar Rp 10 ribu rupiah per orang. sedangkan kendaraan roda dua Rp 20 ribu rupiah.

“Jadi Rp 30 ribu jika mau menyeberang kali. Rp 10 ribu per orang, sedangkan kendaraan Rp 20 ribu,” tuturnya.

Ramang, salah satu pengguna jasa penyeberangan mengaku terbantu dengan adanya rakit tersebut. Sebab akses tersebut merupakan satu-satunya penghubung kecamatan mereka dengan ibukota Halut, Tobelo.

“Karena memang kondisi seperti ini. Kami merasa terbantu dengan rakit ini,” ucapnya.