Tandaseru — Wakil Wali Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara, Ahmad Laiman, mengajak seluruh masyarakat agar lebih peduli terhadap lingkungan. Ajakan ini disampaikan Ahmad saat meresmikan gedung Bank Sampah Induk (BSI) Dinas Lingkungan Hidup (DLH) yang dinamakan Ino Makumote, Kamis (20/3/2025).

Turut hadir dalam peresmian ini Ketua TP PKK Rahmawati Muhammad selaku Bunda Penggerak Peduli Lingkungan Hidup Kota Tidore Kepulauan.

Mengawali sambutannya, Ahmad mengatakan isu lingkungan, khususnya pengelolaan sampah, menjadi tantangan yang memerlukan perhatian serius Pemerintah Kota Tidore. Sebagai daerah yang dikaruniai keindahan alam dan kekayaan sumber daya, sudah menjadi tanggung jawab bersama untuk menjaga kelestarian lingkungan demi keberlanjutan hidup generasi mendatang.

“Kita tidak bisa lagi mengabaikan dampak negatif dari sampah yang tidak dikelola dengan baik, seperti pencemaran tanah, air, dan udara, serta ancaman terhadap kesehatan masyarakat. Kehadiran Bank Sampah Induk (BSI) Kota Tidore Kepulauan merupakan langkah strategis dalam upaya kita mengelola sampah secara lebih terpadu, sistematis, dan berkelanjutan,” tuturnya.

Ahmad mengapresiasi semua pihak yang telah bekerja keras mewujudkan program bank sampah ini, mulai dari jajaran pemerintah daerah, mitra swasta, lembaga swadaya masyarakat lingkungan hidup, hingga masyarakat umum. Kolaborasi seperti ini adalah kunci keberhasilan dalam mewujudkan Kota Tidore Kepulauan yang bersih, hijau, dan berkelanjutan.

“Terima kasih kepada para relawan, aktivis lingkungan, dan semua pihak yang telah menjadi pionir dalam gerakan peduli lingkungan di Kota Tidore Kepulauan. Kepada seluruh masyarakat khususnya ASN Kota Tidore Kepulauan, mari kita jadikan momentum ini sebagai awal baru untuk lebih peduli terhadap lingkungan, mari kita mulai dari hal-hal kecil di rumah kita masing-masing,” ajaknya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Tidore Kepulauan Muhammad Sjarif dalam laporannya mengatakan, produksi sampah terus meningkat seiring pertambahan penduduk dan aktivitas sosial ekonomi masyarakat. Berdasarkan data SIPSN 2024, volume sampah Kota Tidore Kepulauan adalah 48,242 ton atau 50 ton per hari. Sampah rumah tangga cukup tinggi dan belum dilakukan proses pilah dan olah.

“Untuk itulah, diperlukan optimalisasi peran bank sampah sebagai lembaga berbasis komunitas/partisipatif masyarakat yang berkelanjutan dalam pengolahan sampah. Ada tiga substansi penting terkait pengelolaan persampahan melalui bank sampah yaitu pengurangan sampah sejak dari sumbernya, pembenahan lembaga pengelolaan sampah, dan upaya terobosan teknologi yang inovatif dan ramah lingkungan,” ucapnya.

Sjarif menambahkan, dengan penggunaan tiga pendekatan ini secara konsisten dan berkelanjutan oleh bank sampah, maka ke depannya sampah menjadi peluang baru dan memiliki nilai jual bagi ekonomi masyarakat. Sementara konsep pengelolaan sampah di bank sampah, masih menggunakan paradigma kumpul-angkut-buang.

Usai memberikan sambutan, Wawali didampingi Bunda Penggerak Peduli Lingkungan Hidup bersama Ketua I TP PKK Sumiyati Ahmad Laiman, Ketua DWP Nuraen Ismail Dukomalamo, Ketua III TP PKK Ferawati Abdurrahman beserta pimpinan OPD meninjau langsung aktivitas Bank Sampah Induk Ino Makumote.

Ika Fuji Rahayu
Editor
Ika Fuji Rahayu
Reporter