“Bukan karena lembaga survei salah menghitung, tetapi karena efek pembulatan yang terjadi. Suatu bilangan dapat dibulatkan ke atas atau ke bawah dengan pembulatan bilangan. Ini karena komputer tidak dapat secara akurat menggambarkan beberapa angka,” kata Djayadi.
Djayadi melanjutkan, “secara khusus komputer hanya dapat menggambarkan angka bulat dalam batas tertentu, tergantung pada ukuran kata yang digunakan untuk menggambarkan angka bulat. Jadi soal 100,1 persen itu tidak perlu diributkan karena yang ribut malah ketahuan tidak memahami matematika.”
Tinggalkan Balasan