Sementara jika angka terakhir 5 atau lebih rendah, maka pembulatan dilakukan ke bawah, misalnya bilangan 20,254 persen disederhanakan menjadi 20,25 persen.

Angka tersebut bisa disederhanakan lagi menjadi 20,2 persen, atau 20 persen. Penjumlahan segugus bilangan desimal dari suatu persentase, kadang tidak menghasilkan angka yang tepat 100 persen. Ini akibat dari penyederhanaan setiap proporsi menjadi bentuk desimal yang lebih sedikit jumlah digit di belakang koma.

Sekjen Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (PERSEPI) Djayadi Hanan mengatakan, apa yang terjadi dengan hasil survei Indikator di Maluku Utara merupakan hal yang kerap dialami lembaga survei.

Menurut Djayadi, hal tersebut bukan karena lembaga survei salah menghitung, tapi efek pembulatan.