Oleh: Firman Jaya Deali

Mantan Komisi Politik dan Hukum DPR RI

_______

KITA sebagai masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia sungguh-sungguh kehilangan figur yang kepribadian dan kepemimpinan sekaliber Prof. Mahfud MD sebagai panutan, pengarah, pengendali, penuntun, pengkoordinasi, pemutus, dan pemimpin Politik, Hukum, dan Keamanan (Kementerian Koordinator Bidang Polhukam).

Bangsa ini kehilangan seketika dan setelah Prof. Mahfud MD mengundurkan diri dari Kabinet pemerintahan kenegaraan sebagai Menko Polhukam RI. Sungguh-sungguh amat kehilangan, tentu tanpa bermaksud mendewakan dan tanpa bertujuan mengkultuskan Prof. Mahfud MD.

Kehilangan Sprit Tokoh

Rasanya dalam melihat fakta kenegaraan, memang ada yang “kosong” dan benar-benar ada “nuansa dan warna yang hilang” di dalam pemerintahan.

Rasanya terjadi “kekosongan nilai-nilai” dalam kenegaraan, khususnya di dalam institusi Polhukam dan lingkungan koordinasi Polhukam. Masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia kehilangan spirit tokoh sekelas dan setingkat kualitas, integritas, profesionalitas, dan kapasitas kepribadian dan kepemimpinan selevel Prof. Mahfud MD di jajaran Polhukam. Kehilangan figur atau tokoh yang kredibel, yang ideologis tanpa pragmatis, yang berani, tegas, jujur, teguh, konsisten, sederhana, dan cerdas. Memiliki visi-misi strategis, berwibawa, kapabel, responsif, ulet, cekatan, lincah, cepat, efektif, produktif, koordinatif serta berpengalaman.

Sosok Bijak

Sosok Prof. Mahfud MD, kita ikuti tentu sangat mengetahui dan menguasai masalah yang dihadapinya. Dalam menyampaikan pendapat tentu sangat menguasai materi pekerjaan, sehingga apa yang disampaikan sangat baik dan bajik.

Kualitas dan kredibilitas kepribadian dan kepemimpinan dengan segala pengabdian Prof. Mahfud MD amat berarti serius dan sangat berdampak luas di dalam dan di luar pemerintahan saat memimpin lembaga negara, lebih-lebih saat memimpin Kemenkopolhukam RI dan sekaligus di jajaran yang dikoordinirnya.

Dekat Elemen Sosial

Bagi saya, Prof Mahfud MD merupakan figur pribadi, pemimpin, pelayan, pengabdi, pejabat yang relatif diterima karena dekat di berbagai komunitas dan elemen masyarakat. Atas kepribadian tersebut mantan Ketua Mahkamah Konstitusi sangat diterima di kalangan civil society, NGO, ormas, kampus, perguruan tinggi, media massa, dan kalangan profesional dan aktivis lainnya.