“Intinya untuk masalah gunung ini kami tidak akan lepas, khususnya seperti kasus di Gunung Ibu,” tegasnya.
Di sisi lain, Suharyanto turut mengapresiasi langkah cepat Pemerintah Kabupaten Halmahera Barat untuk melakukan penyelamatan dan evakuasi warga secara besar-besaran demi menghindari dampak secara langsung erupsi Gunung Api Ibu. Atas upaya itu, masyarakat dapat diselamatkan dan hingga saat ini nihil korban jiwa.
“Alhamdulillah setelah ada info dari PVMBG kita segera ambil langkah cepat. Jika sedikit saja kita terlambat maka mungkin akan ada korban,” ungkap Suharyanto.
Kendati demikian, Kepala BNPB tetap meminta seluruh unsur pemerintah daerah agar tidak cepat puas. Bagaimanapun Pemerintah Kabupaten Halmahera Barat harus terus menjaga keselamatan masyarakat sebagai hukum tertinggi. Meski sebelumnya Gunung Api Ibu tidak pernah ada letusan yang dahysat sehingga berdampak pada korban jiwa, namun hal itu tentunya tetap harus diantisipasi.
“Gunung Ibu ini secara catatan sejarah tidak pernah ada letusan. Hanya pasir dan asap. Empat hari yang lalu ada kenaikan sampai tadi pagi ada kenaikan. Namun grafiknya tidak sebesar yang pertama dulu,” jelas Suharyanto.
“Kita jangan over estimate. Keselamatan masyarakat hukum yang tertinggi. Ini yang harus kita pikirkan. Karena Gunung Api Ibu ini perangkat teknologinya ini sudah baik, namun kembali lagi ini alam. Sifatnya bencana ini di seluruh dunia juga belum bisa memprediksi secara tepat atau pasti,” imbuhnya.
Tinggalkan Balasan