Selain menempa diri dalam organisasi ekstra, sang orator kharismatik ini juga terlibat di organisasi intra sebagai koordinator gerakan dan aksi mahasiswa di Badan Eksekutif Mahasiswa STAIN (sekarang IAIN) Ternate, kampus keduanya setelah ia tak selesai meniti gelar sarjana di Unkhair Ternate. Selama di BEM STAIN Ternate, Muhdar mengambil peran utama sebagai Stering Committee Youth Camp for Peace (Kemah Pemuda untuk Perdamaian Maluku Utara). Agenda ini menghimpun kekuatan kaum muda terutama mahasiswa untuk menjadi pioner perdamaian dan spirit penghormatan terhadap hak-hak kemanusiaan.
Tak sampai di situ, Muhdar juga ikut menyuarakan kondisi gerakan mahasiswa di Maluku Utara sembari meminta gagasan besar dalam memastikan dinamika demokrasi berlangsung secara sehat dan berkualitas. Hal ini tampak pada keikutsertaannya dalam memberikan warna terbaik pada forum Temu Nasional Mahasiswa se-Nusantara di UIN Syarif Hidayatullah pada tahun 2004.
Komitmen Muhdar pada pembangunan demokrasi dan perdamaian terus berlanjut. Di tahun 2006, ia menjadi salah satu peserta dalam pelatihan Peace Journalism oleh Forum DIAHI Maluku Utara. Setahun kemudian ia menuntaskan jejak mahasiswanya dengan memikul gelar sarjana Hukum Islam pada STAIN Ternate.
Pilihan untuk menjadi seorang jurnalis lalu ditempuhnya usai jadi sarjana. Muhdar jadi bagian dari sebuah majalah lokal yang bernama GENTA. Media Maluku Utara yang memiliki karakter seperti TEMPO ini konsisten pada berita-berita investigatif dan sukses menjadi sumber informasi yang paling dinanti publik Kie Raha.
Dalam rentang karirnya, mantan ketua umum dJAMAN Maluku Utara periode 2006–2008 ini juga berkontribusi di Lembaga Swadaya Masyarakat dan menduduki posisi strategis sebagai Programme Officer (PO) pada program seni untuk perdamaian, kerja sama Goceva, Serasi-USAID pada tahun 2010. Kerja intelelektual suami Laura Lestari Majid ini tak berhenti, Muhdar bahkan menjadi akademisi di Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Maluku Utara. Dedikasi sebagai sang pencerah mahasiswa ini ia tempuh selama dua tahun semenjak tahun 2009.
Hingga akhirnya di tahun 2011, ayah dari Aysila Husna Jhiko Putri dan Adjam Lazuardi Rabbani ini memilih jalur politik sebagai jejak pengabdiannya. Muhdar jatuh hati dengan semangat restorasi yang digaungkan Partai Nasional Demokrat (Nasdem), sebuah partai besutan tokoh politik yang juga pemilik Media Indonesia, Surya Paloh. Tak tanggung-tanggung, jabatan mentereng dipegangnya sebagai Wakil Ketua Komite Pusat Liga Mahasiswa NasDem.
Di tahun 2013, Muhdar dipercayakan sebagai Wakil Ketua OKK DPW NasDem Provinsi Maluku Utara hingga 2016, lalu memegang posisi selaku Sekretaris BAPPILU Partai NasDem dari tahun 2016 hingga 2019. Posisi strategis di partai yang terkenal dengan slogan “Politik tanpa Mahar” itu menunjukkan kapasitasnya yang layak diandalkan dalam jagat perpolitikan Maluku Utara.
Tinggalkan Balasan