“Saat ini kan yang kita alami adat musik tide-tide itu sudah bergeser didesain dengan musik modern, bahkan ada yang sudah desain jadi DJ tide-tide,” kata Salim.
Salim ingin membangun tradisi lokal yang ada di Pulau Morotai, khususnya di Desa Tiley, untuk kalangan anak muda.
“Jadi kami juga akan buat dia punya pos, supaya alat musik tradisional yang asli ini kalau hilang maka dia akan berpengaruh di agama juga,” jelas pria yang berprofesi sebagai sopir angkutan umum ini.
“Jadi saya dengan Grup Lansia ini terus berjuang dengan alat musik yang sudah disalahgunakan atau didesain menjadi musik tide-tide modern,” imbuh Salim.
Setelah mendirikan grup dan melengkapi alat, warga desa pun mengapresiasi langkah Salim.
“Dong (mereka, red) akui saya dan grup saya, karena bisa sukses upayakan alat musik tradisional,” tuturnya.
Tinggalkan Balasan