Tandaseru — Dalam rangka menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan, terutama komoditas pangan yang sering bergejolak, Pemerintah Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara, melalui Dinas Ketahanan Pangan Kota Tidore Kepulauan menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) di Kecamatan Tidore Timur, Sabtu (18/11).

Kegiatan yang berlangsung di depan Kantor Kecamatan Tidore Timur ini dibuka secara resmi oleh Wali Kota yang diwakili Sekretaris Daerah Ismail Dukomalamo. Hadir pula Asisten Sekda Bidang Perekonmian dan Pembangunan Taher Husain, pimpinan OPD terkait, Kepala Kecamatan Tidore dan Kepala Kelurahan Tosa.

Mengawali sambutannya, Ismail mengatakan, di penghujung tahun 2023 negara maupun daerah diperhadapkan dengan berbagai masalah yang timbul dari beberapa gejolak. Meskipun tidak ada kaitan langsung dengan masyarakat di Tidore, secara ekonomi bisa mempengaruhi, yaitu perang antara Rusia-Ukraina juga Israel-Palestina.

“Rusia-Ukraina perang dapat mempengaruhi ekonomi kita, karena suplai gandum Indonesia berasal dari sana. Ketika ada perang maka tidak lagi dikirim suplai gandum, sehingga harga terigu bisa mahal. Begitu pula perang Israel-Palestina dapat mempengaruhi harga minyak. Jika harga minyak naik, maka sudah pasti mempengaruhi ekonomi,” tutur Ismail.

Ismail menambahkan, selain itu di dalam negeri, diperhadapkan dengan musim kemarau yang panjang, sehingga menyebabkan tanaman pangan bisa mati dan gagal panen. Hal ini sangat mempengaruhi harga bahan pokok di pasaran, sehingga bisa terjadi inflasi, atau berkurangnya bahan pokok/barang di pasaran sementara permintaan/kebutuhan pembeli banyak, sehingga harga bisa jadi naik.

“Maka hari ini, Gerakan Pangan Murah untuk mengintervensi kenaikan harga barang, di mana pemerintah dan negara hadir untuk membantu masyarakat. Anggaran untuk Gerakan Pangan Murah ini bersumber dari kinerja Pemerintah Kota Tidore Kepulauan yang dihargai oleh pemerintah pusat dalam bentuk pemberian Dana Insentif Fiskal untuk penanganan kemiskinan dan stunting di Kota Tidore Kepulauan,” imbuh Ismail.