“Kosong, sudah satu tahun lebih ini. Pokoknya selama 2022 kosong, dan 2023 itu sampai hari ini tidak masuk. Itu minyak tanah biasanya diambil di Posi-posi, tapi dia pe agen di Epen (Steven) Leo-leo. Tapi dia menghilang sampe hari ini kita tidak tahu jejaknya kemana,” jelasnya.

“Di sini dong (mereka, red) beli-beli eceran, atau dong pigi Daruba baru beli di sana. Kalau jual eceran di sini per liter Rp 12 ribu,” bebernya.

Sementara itu, Steven Manise yang dikonfirmasi terpisah membantah tak pernah menyalurkan minyak tanah ke Saminyamau.

“Saya tetap salurkan BBM ke Desa Saminyamau. Karena air nae air turun jadi tara siap bagitu. Terus di Posi-posi, Lou Madoro itu tiap bulan saya antar,” ujarnya.

Ia bilang, jika ada keterlambatan maka penyebabnya adalah kondisi penyeberangan Wayabula ke Pulau Rao.

“Jadi, pada intinya kalau seumpamanya dong tara dapa ambil (minyak tanah), mau tidak mau entah di Wayabula situ pun saya buat pelayanan untuk masyarakat yang butuh, karena saya untung cuma sadiki saja,” jelasnya.