Tandaseru — Kader Muhammadiyah Dr. Sofyan Abbas, MA., mengkritik unsur Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Maluku Utara. Kritikan ini dilontarkan Sofyan lantaran sejumlah oknum pimpinan 13 PWM dinilai hanya fokus mengurusi hal yang tak urgen dibandingkan bekerja untuk kepentingan organisasi dan umat.

Sofyan menyatakan, kondisi PWM saat ini tidak lagi steril, tidak lagi mengutamakan pikiran, tindakan dan keputusan yang mencerahkan dan mencerdaskan. Sebaliknya, oknum-oknum di PWM semakin menonjolkan kehendak pribadi, bukan lagi kepemimpinan kolektif kolegial.

“Saya melihat pengurus PWM saat ini beda dengan pengurus sebelum-sebelumnya yang mengedepankan identitas Muhammadiyah, bercermin pada mantan dan keyakinan cita-cita hidup Muhammadiyah. Kalau yang sekarang banyak keluar dari jalur. Mungkin ada pengurus yang masih aktif di partai, ada juga yang caleg saat ini jadi pikiran politik lebih mendominasi,” kata Sofyan, Jumat (27/10).

Mantan Wakil Rektor III Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU) ini sangat menyayangkan adanya isu kudeta Ketua PWM. Isu tersebut baginya adalah bagian dari sikap semena-mena, dengki dan iri. Muhammadiyah tidak mengajarkan demikian.

“Muhammadiyah itu kepemimpinan kolektif kolegial. Dari 13 orang pimpinan itu jika satu orang saja berbeda pandangan maka dihargai dan dicarikan solisi yang mencerahkan. Malah ini mau digulingkan. Kerja organisasi abal-abal itu namanya,” sentil Sofyan.

Mantan Ketua PD Muhammadiyah Kota Ternate ini berinisiatif menggelar pertemuan dengan para mantan-mantan pimpinan 13 PWM Malut, pimpinan PDM se-Malut, serta para mantan-mantan pimpinan ortom untuk bersikap menyikapi problem PWM Malut.