Warga harus cerdas menyeleksi kandidat
Menuju demokrasi yang dewasa seperti diimpikan, perlu perbaikan dari dua sisi. Perbaikan sikap juga mesti dilakukan warga.

“Kita sebagai pemilih harus bertanggung jawab menggunakan hak pilih, tidak bisa sembarang. Seleksi mereka berdasarkan kemampuan publiknya. Jangan pilih orang yang tukang bafoya, apalagi yang berpraktik politik transaksional dan politisasi identitas, coret dia,” jelas Graal yang juga pegiat literasi ini.

Selaras dengan itu, warga di Desa Morodadi pun sepakat.

Warga Desa Sakita berdiskusi Politik Gagasan_14 Sept 2023. (Istimewa)

“Kita selama ini lemah melihat latar belakang kandidat. Ke depan, kita perlu jeli dan cermat,” ungkapnya. Kandidat seperti itu sudah pasti akan korup ketika menjabat.

Kegiatan 8 hari yang murni pendidikan politik ini mendapat respons positif dari warga. Seorang bapak dari Desa Buho-buho berkata,

“Kitong sangat terima kasih dengan adanya kegiatan ini. Pengetahuan yang didapat sama seperti kuliah singkat.”

Respons serupa datang dari warga di Desa Wayabula, “Semua fenomena yang tadi dipaparkan tadi adalah realitas. Politik gagasan hadir sebagai solusi dan obat dari penyakit-penyakit itu.”

Bapak di Desa Sakita antusias bertanya di diskusi Politik Gagasan_14 Sept 2023. (Istimewa)

Yang menarik, di Desa Sakita ada warga yang seolah berpengakuan dosa.

“Setelah mendengar penjelasan Pak Graal tadi itu, kami merasa seperti ‘ditelanjangi’. Kita sadar bahwa kita selama ini salah dan mari kita perbaiki.”