“Ada kasus yang kita so baku tahu ini. Kandidat bagi-bagi tegel ke institusi agama dengan imbalan mendapat suara dari jemaat. Ada ka tarada yang semacam itu di desa ini?” tanya laki-laki kelahiran Wayaua, Bacan ini di banyak desa.

Warga kompak jawab, “Ada, banyak yang seperti itu.”

Ibu Pendeta di Desa Sakita menceritakan pengalamannya, “Ada calon anggota legislatif tingkat kabupaten yang tanya pa saya jumlah Kartu Keluarga (KK) jemaat. Dong mau kasih ini dan itu asal ada suara. Saya geleng-geleng kapala.”

Interaksi setelah diskusi Politik Gagasan di Desa Bobula_18 Sept 2023. (Istimewa)

Warga di Desa Sopi Majiko menambahkan bahwa tidak sedikit kandidat ketika datang hanya mengumbar janji-janji manis yang bahkan sampai “kemanisan” hingga menimbulkan penyakit bagi kesejahteraan warga.

Menurut Graal, praktik ini (politik transaksional dan politisasi identitas) jahat dan bahaya. Memainkan emosional warga untuk mengeliminasi kandidat lain yang kompeten. Mereka yang melakukan hal ini Graal sebut sebagai begundal/parasit demokrasi.

“Mereka telah menyumbang kerusakan pada demokrasi kita. Mau menjadi pejabat publik tapi kosong gagasan. Kacau sekali,” tegas doktor ilmu politik ini.