Rustam juga menambahkan, pihaknya kini sedang menjajaki kerja sama agar penyerahan aset masjid Al Munawwar ini dari Pemerintah Kota Ternate kepada yayasan untuk dikelola.
Bukan tanpa alasan, opsi yang perlu dijajaki itu dikarenakan selama ini sumber pendanaan perawatan, operasional masjid, hingga insentif imam sebagian besar hanya berasal dari kotak amal masjid. Sedangkan asetnya masih tercatat sebagai aset Pemkot Ternate.
“Kurang lebih dalam hal operasional masjid dalam sebulan itu Rp 50 juta lebih, nah sehingga ada usaha-usaha lain yang digagas badan ta’mir ini yah lewat lapak yang ada ini supaya ada manfaat untuk menambah biaya operasional masjid itu sendiri,” ungkap dia.
Sementara itu oknum petugas yang dituding melakukan aksi premanisme dengan tegas membantah tudingan tersebut.
Dia menyebutkan, saat itu dirinya hanya menjalankan tugas, melerai pedagang yang berselisih lokasi tempat dagangan. Namun, ketika sedang melerai, ada pengunjung tempat permainan anak yang malah ikut campur dengan menanyakan kewenangan petugas ini sebagai apa, sehingga sempat terjadi keributan.
“Saya jujur, dari kecil sampai besar ini saya tidak pernah malak, saya punya odong-dong dan mandi bola itu saya jaga dan saya makan gaji di orang, dan kalau bilang saya pungli atau saya preman tidak ada itu,” cetus petugas yang juga pedagang.
Tinggalkan Balasan