Oleh: Asghar Saleh

________

BAGI Julian Nagelsmann, sepak bola saat ini bukan lagi semata soal bakat dan teknik permainan tetapi sudah berkelindan dengan banyak sekali faktor pendukung. Pelatih muda paling berbakat asal Jerman ini sejak awal meyakini jika pembinaan hanya menghasilkan 30 persen taktik. Sisanya yang 70 persen berkaitan erat dengan kompetensi sosial. Nagelsmann yang pertama kali dikenal saat meracik TSG Hoffenheim selalu menekankan pentingnya membangun sebuah tim dengan melibatkan organisasi kerja yang besar dan berkualitas. Ada dukungan yang tak terbatas dari semua elemen sepak bola.

Idenya terus diterapkan dan mengubah Hoffe – tim liga Jerman yang biasa- biasa saja jadi tim yang berkembang pesat dan ditakuti. Intinya, sepak bola bukan semata soal taktikal dan teknik. Hasil sebuah pertandingan saat ini lebih tergantung pada kestabilan emosional dan psikologi serta dukungan faktor non teknis.

Karena itu, laga perdana Liga 2 musim 2023-2024 di stadion Maguwoharjo sore ini sejatinya tak hanya mempertemukan kualitas tim tetapi juga ditentukan oleh kesiapan “kompetensi sosial”. Malut United FC adalah pendatang baru. Tim ini dulunya bernama Putera Delta Sidoarjo dan telah diakuisisi lalu berganti nama. Meski begitu, persiapan sangat serius dilakukan sejak dua bulan lalu. Pelatih Imran Nahumarury direkrut. Banyak pemain jebolan Liga 1 diajak bergabung.

Sementara lawannya PSKC Cimahi adalah tim lama di Liga 2 sepak bola nasional. Tim ini boleh dikata adalah tim lapis kedua dari Dewa United. Jadi semacam klub “satelit” tempat pemain dilatih dan jika bagus akan direkrut ke Dewa United yang kini ada di papan atas BRI Liga 1. Tak heran jika beberapa pemain berasal dari Dewa United. Ada juga beberapa pemain yang pernah merumput di klub Liga 1 lainnya.

PSKC dilatih pelatih yang jadi bagian dari Dewa United – Doel Khamid. Ia dalam beberapa kesempatan selalu merendah dengan target hanya bertahan di Liga 2. Tetapi pembelian pemain yang dilakukan jelang musim ini bergulir seperti menyimpan ambisi lain. Bisa jadi tak sekadar bertahan di Liga 2.

Dari data transfermarket, ada beberapa pemain yang berpotensi dimainkan sejak awal. saya memperkirakan PSKC akan bermain dengan pola yang populer saat ini 4-3-3. Di posisi penjaga gawang, Dwi Kusmanto – penjaga gawang senior berusia 38 tahun yang telah bermain di banyak klub papan atas akan dipercaya mengamankan gawang PSKC. Empat bek sejajar akan diisi oleh Heri Susilo dan Wahyu Saputro di tengah. Keduanya diapit dua fullback Rizky Syawaluddin di kiri dan Sadek Sanaky di kanan.

Jika administrasi pemain asing telah beres, satu tempat di palang pintu akan jadi milik Murod Tuychibaev. Bek dengan postur 182 cm ini baru didatangkan dari Uzbekistan. Menarik menunggu “duel Uzbekistan” karena lawan PSKC juga punya amunisi anyar dari negeri pecahan Uni Soviet ini. Meski begitu, mepetnya adaptasi dan aklimatisasi di Indonesia akan jadi celah yang mengurangi kesiapan bermain Tuychibaev. Sementara di tengah, besar kemungkinan PSKC akan memainkan gelandang serang kaya pengalaman, Syahroni. Ia akan didampingi oleh Ahmat Agusti atau Slamet Budiono yang lebih cenderung bermain ke depan. Untuk memutus serangan lawan, Vikrian Akbar akan mengisi posisi gelandang bertahan.