Oleh: Asghar Saleh

________

SEPAK bola adalah ilmu data. Dengan data science, sebuah tim akan mudah diarahkan untuk berkembang dan berprestasi. Data yang akurat melalu bantuan teknologi akan bisa memastikan beberapa indikator penting seperti perekrutan pemain, strategi tim dan perencanaan pemain, performa tim dan pemain, manajemen cedera dan analisa tendangan adu penalti yang sangat membantu respon kiper. Hadirnya data science juga menihilkan peran pencari bakat dan para ahli nujum.

Di era ketika sepak bola telah bertransformasi menjadi olahraga yang berbasis science dan menomorsatukan kolektifitas serta keseimbangan permainan tim, peran para gelandang ternyata tetap dominan. Serqio Busquets, gelandang internasional Spanyol yang telah memenangkan banyak gelar mengatakan: jika kami kehilangan bola maka malapetaka akan menimpa tim.

Malapetaka di sini bermakna ganda. Tim akan terus tertekan dan kebobolan gol atau gagal membangun serangan untuk memastikan kemenangan. Siapa yang memenangkan lini tengah -area paling vital dalam permainan sepak bola- akan mendominasi permainan dan berpeluang untuk menang.

Skuad BWS Maluku Utara. (Istimewa)

Karena itu, laga antara Poram Mareku melawan BWS Maluku Utara sore ini dalam semifinal GOT ke XXVI menurut saya akan berlangsung sengit. Kedua tim memiliki komposisi pemain yang merata dan ideal di semua lini. Perebutan lini tengah akan jadi fokus. Duel-duel berkelas akan terjadi di sana. Mengapa demikian?

Mari lihat kekuatan kedua tim. Poram Mareku sejak awal turnamen selalu konsisten bermain dengan skema 4-3-3. Posisi kiper aman digenggam Ismail Taher. Empat pemain bertahan dengan posisi sejajar dihuni Julkifli Ibrahim, Mardani Majid, Ian Santos dan Iswandi Andar. Mereka tak tergantikan selama turnamen kecuali absen karena cedera. Catatan impresif khusus saya tuliskan untuk Julkifli Ibrahim, defender yang sudah bikin satu gol saat Poram bermain imbang dengan Barito Morotai di babak penyisihan grup F.

Untuk urusan mencetak gol di depan, Poram selalu memainkan tiga penyerang. Dua sayap cepat di kiri dan kanan jadi milik Sirhan dan Saldy Ahmad. Saldy sudah bikin dua gol saat timnya menang atas Cordoba dan Rumania. Hanya Sirhan yang masih nirgol. Juliardi Jufri sebagai bomber utama juga sudah bikin satu gol saat mereka menang atas Rumania. Penyerang pengganti Sunawan Rusni yang bermain di Persis Solo juga sudah bikin gol. Artinya lini serang Poram berbahaya dan opsi gol bisa datang dari semua pemain.