Menurutnya, beberapa waktu yang lalu Pemkot Ternate dan Pemda Halmahera Timur sudah menyepakati kerja sama antara daerah, khususnya di sektor pertanian.

“Beberapa waktu yang lalu Gubernur, Wali Kota, Kapolda, Kejari, Kejati dan Kepala BPS dan BI, kita dikumpulkan di Jawa Barat oleh bapak Presiden sekitar tanggal 15 Januari semata-mata untuk upaya kita antisipasi ketika terjadi krisis. Karena saat ini, ada dua hal kita hadapi di tahun 2023 yaitu krisis energi dan krisis pangan. Sudah tentu ini berpengaruh pada perkembangan inflasi secara keseluruhan yang ada di dunia termasuk di Indonesia,” jelasnya.

Ia menegaskan, Kota Ternate saat ini jadi barometer pengukuran inflasi setiap saat dan setiap bulan dirilis pada tanggal 5 bulan berjalan.

“Dan alhamdulillah periode sekitar bulan Oktober-November tingkat inflasi kita hanya 3,37 persen,” tuturnya.

Beberapa hari lalu, Presiden menyatakan Gubernur yang sukses menjaga inflasi daerahnya akan mendapatkan award kurang lebih Rp 15 miliar.

“Sudah tentu ini akan dikembalikan pada hal-hal yang terkait dengan dampak inflasi, apakah dampak nilai tukar petani, apakah terkait mendorong UMKM atau hal lain terkait dengan perlindungan sosial. Yang pasti bahwa Ternate akan tetap menjadi pasar utama bagi produk pertanian yang ada di Halmahera Timur,” tandas Tauhid.