Tandaseru — Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pulau Morotai, Maluku Utara, memastikan akan segera turun ke lokasi tenggelamnya kapal bermuatan 10 ton BBM jenis solar milik PLN di perairan Pulau Mitita.
“Kami dan tim pengendalian pencemaran SDA akan bersama-sama turun melihat kondisi tumpahan solar di Pulau Mitita,” ungkap Kepala DLH Morotai, Sity Maruapey saat ditemui di Kota Daruba, Sabtu (28/1).
Sity mengatakan, dampak dari tenggelamnya kapal beserta solar sebanyak 10 ton ke laut sekitar Pulau Mitita sangat berpengaruh terhadap kehidupan biota laut.
“BBM dalam jumlah 10 ton itu bukan sedikit, dan sudah pasti jadi bahan berbahaya bagi biota laut sekitar,” ujarnya.
Ia menambahkan, Pulau Mitita merupakan kawasan konservasi biota laut endemik yang rentan terhadap kematian jika kondisi laut terkontaminasi minyak.
“Karena memang sudah pasti bakal jadi bahan pencemaran. Apalagi wilayah laut Mitita itu termasuk kawasan konservasi biota laut yang endemik. Yakni ikan hiu dan masih ada biota laut dan lainnya yang rentan mati apabila laut terkontaminasi dengan minyak,” katanya.
Sity menduga, kecelakaan laut tersebut terjadi akibat dari kondisi laut diperairan Pulau Morotai yang bergelombang. Namun ia berharap ada langkah penyelidikan lebih jauh.
“Menurut saya, persoalan ini adalah musibah bukan disengaja. Apabila murni disengaja otomatis harus ditindak tegas, karena dalam jumlah 10 ton itu bukan sedikit. Dan sudah pasti jadi bahan pencemaran,” tandasnya.
Sebelumnya, sebuah kapal pengangkut BBM jenis solar milik PLN dilaporkan tenggelam di perairan sekitar Pulau Mitita, Kamis (26/1) malam, sekira pukul 21.00 WIT.
Tinggalkan Balasan