Tingkat pertumbuhan kabupaten Halmahera Tengah atas dasar Harga konstan mencapai 162,00 persen, Halmahera Selatan 14,04 persen dan Halmahera Timur 8,43%. Lompatan pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi ini tentu saja dipengaruhi investasi di sektor pertambangan yang menjadi program strategis nasional. Peningkatan investasi ini diharapkan linear dengan pembangunan ekonomi di daerah lingkaran tambang.

Sementara total ekspor hasil pertambangan di bulan Oktober 2022 (angka sementara) mencapai U$ 614.222.222,59 (dalam dolar), bila dihitung dari bulan Januari hingga Oktober maka nilai ekspor hasil pertambangan mencapai U$ 6.703.622.952,90 atau kalau dirupiahkan Rp 104.375.409.376.653 (triliun). Tingginya angka ekspor hasil tambang wajar saja bila pertumbuhan ekonomi Maluku Utara melompat hingga 27%. Ini menandakan tingkat produksi yang tinggi di sektor pertambangan sekaligus bekerjanya faktor-faktor produksi seperti modal, sumber daya alam, alat produksi, dan tenaga kerja.

Dari sisi tenaga kerja masuknya investasi di sektor pertambangan membutuhkan tenaga kerja yang tinggi sehingga memberi peluang pekerjaan kepada masyarakat Maluku Utara khususnya masyarakat di wilayah tambang. Ini sekaligus akan membantu pemerintah daerah mengurangi persoalan sosial ekonomi di masyarakat seperti mengurangi tingkat kemiskinan dan penggangguran.

Setelah melihat output ekonomi Maluku Utara yang disumbangkan sektor pertambangan, perlu bagi kita meihat sejauh mana peningkatan kesejahteraan masyarakat Maluku Utara khususnya masyarakat di wilayah aktivitas pertambangan. Berdasarkan data BPS kemiskinan di tingkat kabupaten/kota Maluku Utara tahun 2022 tingkat kemiskinan di daerah yang menjadi wilayah operasi pertambangan mencatat tingkat kemiskinanan yang tinggi dibandingkan dengan kabupaten kota lain.

Tingkat kemiskinan di kabupaten Halmahera Tengah tahun 2022 tercatat 12,00% turun 1,52 % dari tahun 2021. Kabupaten Halmahera Timur sendiri mencatat tingkat kemiskinan sebesar 13,14% turun 1,72% dari taun 2021. Sedangkan perbedaan tingkat kemiskinan dicatat kabupaten Halmahera Selatan dengan tingkat kemiskinan sebesar 4,99% turun 1,39% dari tahun sebelumnya.

Secara umum persentase kemiskinan di tiga kabupaten penghasil nikel itu mengalami penurunan setiap tahun. Jumlah penduduk miskin di maluku utara secara keseluruhan di tahun 2022 berjumlah 79,88 (ribu) penduduk. angka ini mengalami penurunan dari tahun 2021 sebesar 87,16 (ribu) penduduk.