Berdasarkan data dari petani lada di lapangan, kata Helfin, saat ini produksi lada putih tiap tahunnya meningkat signifikan.
“Target untuk tahun 2023 nanti, produksi paling sedikit 10 ton. Padahal para petani ini baru memulai merintis 7 tahun kemarin,” jelasnya.
“Ada yang baru 3 tahun merintis, tetapi sudah mampu mencetak 1 sampai 2 ton lada putih siap jual. Ini luar biasa,” ungkap Helfin.
Ia mengaku saat ini ada beberapa kendala yang dihadapi petani lada putih yakni harga tiang atau patok untuk merambatnya yang sangat mahal.
“Harga tiang untuk merambatnya pohon lada itu sangat mahal. Saat ini per tiangnya Rp 50 ribu, sedangkan per hektare butuh ratusan tiang. Ini sangat membebani petani lada untuk berkembang,” ujarnya.
Tinggalkan Balasan