Meskipun satu-satunya jaksa baru dalam tim JPU, Zulkarnain mengaku seluruh tim sangat profesional. Para seniornya tidak memandang sebelah mata setiap pekerjaan yang dia tangani. Bahkan tugas dalam menganalisis berkas perkara penyidik pun diberikan kesempatan dan porsi kerja yang merata.
“Karena ini kan perkara penting, perkara besar, semua mata tertuju, tidak main-main. Sosok yang terlibat juga bukan sosok yang sembarangan kan, jadi memang saat ditanya soal kesiapan yah saya langsung siap,” cetus dia.
Menangani kasus Sambo ini, lanjut dia, membuat 30 JPU dikawal ketat personel Marinir TNI-AL. Pengawalan dan pengamanan terhadap para jaksa ini berkat adanya kerja sama Kejagung dengan TNI. Apalagi di kejaksaan sendiri sudah ada Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Militer.
“Kita dilindungi dikawal terus oleh marinir kemana pun,” kata alumni S1 Fakultas Hukum Universitas Khairun Ternate ini.
Meski masuk dalam Tim JPU, materi pokok dalam kasus Sambo ini, kata dia, tidak boleh dia buka ke publik. Sebab perkembangan perkaranya nanti dapat diikuti khalayak umum melalui jalannya persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Zulkarnain yang juga beristri seorang Jaksa, yakni Nita Fitria, Kepala Sub Seksi Penyidikan Pidsus Kejari Tidore Kepulauan, ini pun berpesan kepada generasi muda di daerah asalnya di Maluku Utara yang bercita-cita menjadi seorang jaksa untuk lebih giat belajar, terutama membaca buku-buku tentang teori hukum.
Tinggalkan Balasan