Pada kenyataannya, dalam kehidupan sehari-hari, di tengah-tengah kehidupan masyarakat Kecamatan Patani, setiap orang yang memakai Coka Iba di  siang hari bertingkah laku dengan ekspresi yang sesuai dengan karakter topeng yang dikenakan. Dalam hal ini, topeng seolah-olah mewakili ciri kepribadiannya. Jadi tidak setiap manusia berperilaku atau membawakan dirinya sebagaimana adanya. Akan tetapi kadang manusia berperilaku menggunakan topeng, maksudnya supaya setiap manusia yang berperilaku seperti itu untuk menutupi kelemahan atau kekurangan yang ada pada dirinya. Karena sejatinya hal itu merupakan keinginan yang sewajarnya bahkan sudah menjadi kodrat manusia. Setiap manusia ingin dikenal oleh orang lain, sebagai manusia yang berperilaku baik. Untuk mencapai tujuan seperti itu, setiap manusia di tuntut untuk memakai topeng. Meskipun dengan cara seperti itu, orang terpaksa harus bertindak, berbicara, atau berbuat yang tidak sesuai dengan dirinya sendiri. Bahkan, kadang-kadang orang tersebut harus bertindak yang bertentangan dengan kepribadian yang sesungguhnya melekat pada dirinya. Namun topeng dalam artian, menyesuaikan diri dengan lingkungan, baik pekerjaan maupun menghargai budaya orang lain, dengan begitu setiap orang akan di terima dan mudah menyesuaikan diri dengan masyarakat sekitarnya. (*)