Menurutnya, tragedi ini bukan hanya terburuk dalam sejarah sepak bola Indonesia. Namun yang terburuk kedua di dunia setelah tragedi di Peru.
“Setelah tragedi Estadio Nacional (National Stadium) di Lima, Peru, 24 Mei 1964 yang menewaskan 328 orang,” ungkap Reza.
Dengan adanya tragedi Kanjuruhan, Reza meminta semua pihak bisa introspeksi diri agar ke depan tidak terulang kembali kejadian serupa.
“Kami atas nama Polres Pulau Morotai turut berduka cita yang mendalam, semoga para arwah ditempatkan di sisi Allah SWT, serta keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan oleh Allah SWT,” ucapnya.
Senada, Ketua Askab Morotai Fahri Hairuddin mengucapkan duka cita yang mendalam.
“Tragedi memakan korban yang begitu banyak. Saya selaku Ketua Askab Morotai, kami mengajak kepada kita semua agar mendoakan para korban meninggal dunia dapat diterima di sisi Allah SWT,” tandasnya.
Tinggalkan Balasan