“Seruan aksi yang dilakukan teman-teman HMI adalah sebagai tanggung jawab moral dan pribadi. Lantaran ilmu dan pengetahuan berpihak kepada kebenaran, ilmu pengetahuan lahir dari buku, praktikum, dan laboratorium. Membaca fenomena di sekitar adalah bagian dari ilmu pengetahuan. Saya juga perlu sampaikan kepada mahasiswa dalam aksinya dilakukan dengan santun, beradab, bermartabat, dan terkoordinasi,” tegasnya.

Senada, Pengamat Ilmu Sosial Kewarganegaraan Universitas Khairun Harun Gafur juga mendukung aksi tersebut. Ia bilang, pemerintah sebaiknya tidak menaikkan harga BBM.

“Kebijakan menaikkan harga BBM/Pertamax ini dalam rangka menekan angka subsidi BBM di tengah lonjakan harga minyak dunia sepanjang tahun ini. Namun demikian, kenaikan harga BBM ini menambah daftar panjang kenaikan harga barang kebutuhan masyarakat setelah sebelumnya harga minyak goreng naik drastis di masa pandemi Covid-19. Kenaikan harga pangan, BBM dan minyak goreng praktis menambah beban ekonomi masyarakat kecil yang selama ini terkena imbas pandemi bahkan pasca pandemi. Belum lagi ada rencana pemerintah untuk menaikkan tarif daya listrik untuk konsumen non subsidi,” ujarnya.

Ia menyarankan pemerintah tidak menaikkan harga untuk menjaga kelangsungan ekonomi masyarakat bisa bertahan di tengah dan pasca pandemi.

“Kenaikan harga Pertalite, solar dan TDL tersebut akan berdampak besar bagi masyarakat secara langsung dan tidak langsung melalui inflasi,” kata Harun.