Ia lulus 2 tahun kemudian. Baginya, hal yang sangat berat selama menempuh pendidikan di perantauan setelah menikah adalah meninggalkan keluarga tercinta yaitu anak dan istri.

“Selain itu selama studi dengan suasana Kota Malang yang merupakan kota dengan hawa yang dingin adalah suatu hal yang berat bagi saya. Pada bulan Juli 2012, saya kembali ke kampung halaman, karena masa studi S2 telah selesai, untuk selanjutnya mulai aktif kembali sebagai tenaga pengajar. Setelah melewati masa aktif kembali sebagai tenaga pengajar pasca S2, 3 tahun kemudian yaitu tahun 2015, saya kembali mengajukan diri sebagai peserta penerima beasiswa BPPDN S3 di Universitas Brawijaya Fakultas Peternakan,” akunya.

“Dan alhamdulilah saya diterima sekaligus mendapatkan beasiswa BPPDN pada tahun 2015. Setelah hari raya Idul Fitri 2015, pada bulan September, saya kembali ke Kota Apel Kota Malang untuk menempuh studi doktoral. Di sini lagi-lagi harus meninggalkan keluarga tercinta. Namun dengan tekad yang bulat dengan satu harapan dan cita-cita yaitu menjadi doktor, maka kami tetap melangkahkan kaki menuju Kota Malang,” jabar Ade.

Dorongan seluruh keluarga besar, serta kesabaran dan ketabahan istrinya menjadi modal utama keberangkatan Ade menempuh studi doktoral. Berbagai macam tantangan, rintangan, ujian, dan halangan ia rasakan selama menempuh studi 3 tahun lebih di Malang.

“Alhamdulillah atas berkat pertolongan dan dan karunia dari Allah SWT, pada tanggal 1 Maret 2019 saya berhasil mempertahankan disertasi pada Sidang Ujian Terbuka di Ruang Ujian Doktor Lantai 6 Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya di bawah bimbingan promotor Prof. Dr. Ir. Trinil Susilawati, MS, Co-Promotor Prof. Dr. Ir. M. Nur Ihsan, M.Si, Co-Promotor Dr. Ir. Nurul Isnaini, MP dengan Ketua Sidang Prof. Dr. Sc. Agr. Ir. Suyadi, MS, IPU,” terang Ade.

Meski telah mencapai salah satu strata tertinggi dunia pendidikan, begitu kembali ke kampung halaman Ade tetap berkebun seperti biasa.

“Bila pulang dari kampus atau masa libur atau ada waktu-waktu luang saat tidak ada kegiatan di kampus. Hal ini sebagai bentuk motivasi kepada generasi muda agar jangan meninggalkan dan melupakan asal usul kita sebagai kaum tani dan juga sekaligus bisa membantu memproduksi hasil-hasil pertanian dan peternakan sebagai salah satu penyedia pangan untuk kebutuhan masyarakat,” tandasnya.