“Ini faktor pergeseran gerak semu matahari menuju wilayah utara yang memicu terbentuknya pusat tekanan rendah di bagian utara, menimbulkan belokan angin yang mengakibatkn penguatan labilitas udara semakin kuat terbentuk awan konvektif,” jabar Setiawan.

Ia menambahkan, bagi instansi terkait mitigasi bencana agar siaga antisipasi dampak cuaca ekstrem.

Sementara untuk masyarakat terutama di sekitar jalur sungai atau lereng lembah atau gunung agar waspada adanya potensi banjir dan longsor.

“Serta bagi nelayan terutama di perairan Obi, Sula dan Taliabu memperhatikn kondisi gelombang dan cuaca ekstrem di tengah laut yang potensi terhadap badan kapal,” tandasnya.