Wajar kalau cinta bersemi di sana, syair jatuh cinta bisa ditulis di mana saja, alamat cinta itu bisa kemana-mana, kadang jatuh pada seorang gadis pintar, kerapkali jatuh pada gadis yang jadi idola, tapi juga bisa mekar di pundak gadis saleh.
Cinta di usia mahasiswa seperti mencoba hidup dalam belantara petualangan dan harapan. Kita mencintai bukan saja karena rupa tapi ide serta gagasan yang serupa.
Puisi, gitar dan buku adalah senjatanya. Lewat puisi rayuan itu bicara dengan kata-kata indah yang berterbangan, gitar membuat cinta jadi sebuah jembatan melodi, kemudian buku membuat cinta seperti sebuah lembaran cerita yang tak habis-habisnya.
Itulah mengapa hidup mahasiswa dulu padat dengan kisah romantika, di balik bangunan kampus ada banyak kisah indah yang terkubur.
Hanya cinta kami bisa meluas kemana-mana, cinta kami pada keadilan membuat kami kerapkali menggugat tatanan. Cinta kami untuk kebenaran membuat kami bertarung melawan kezaliman.
Tinggalkan Balasan